Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merayakan Cahaya

17 Oktober 2021   16:19 Diperbarui: 17 Oktober 2021   16:29 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ajaran agama di era pertengahan dianggap penopang era kegelapan. 

Kekuatan rasional kemudian muncul dalam wujud sains ilmiah menggantikan ototitas kebenaran gereja, maka Eropa kembali 'bercahaya'. Sejak abad 15 proses pencerahan masyarakat Eropa terjadi signifikan, masyarakat memustuskan diri dari doktrin tradisonal masa lalu, dan memulai lembar sejarah baru Eropa modern dalam cahaya ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Perayaan 'cahaya ilmiah' itu masih kokoh bertahan hingga kini dan menyebar sebagai pondasi peradaban universal bagi seluruh kehidupan, tidak hanya di Eropa tetapi seluruh benua yang ada di muka bumi. Selebrasi cahaya ilmiah ini merentang kurang lebih 7 abad. Dari awal abad pencerahan di Eropa hingga abad mutakhir saat ini. Manusia hidup dalam petunjuk penegtahuan ilmiah. Saat ini ilmu dan tehnologi adalah 'cahaya kehidupan' dalam perdaban manusia.

Catatan sejarah Arab juga menggoreskan sisi gelapnya. Era sebelum penobatan kenabian Rasulullah SAW, masyarakat Arab mengalami kegelapan masa jahiliyah. Era ini ditandai kemerosotan moral hingga ke titik nadir. 

Perbuatan cabul, mabuk, perjudian dan sex bebas dilakukan dengan kebanggaan. Yang kaya mengeksploitasi yang miskin. Wanita direndahkan seperti barang jualan, anak-anak perempuan yang lahir seringkali dibunuh karena dianggap membawa kesialan. Era jahiliah bangsa Arab adalah kegelapan. 

Dan era kegelapan ini berakhir dengan datangnya Rasululah SAW, sang pembawa Cahaya. Rasululah SAW membawa al-Quran yang dengannya bangsa Arab memasuki masa penuh cahaya petunjuk. Dalam waktu yang begitu singkat Rasululah SAW membawa kegelapan masa jahiliyah menuju masa masyarakat muslim yang diliputi keberkahan cahaya Qurani, cahaya surgawi dari ajaran agama yang suci.      

Dua arus sejarah, satu di Timur satu di Barat. Dua padangan kegelapan dan dua pandangan cahaya. Di Barat 'ajaran agama' dianggap sumber kegelapan, dan ilmu pengetahuan rasional sebagai petunjuk kehidupan. Di Timur, kemerosotan moral menjadi sumber kegelapan karena memperturutkan ego atau nafs manusiawi, dan ajaran-ajaran suci agama sebagai cahaya kehidupan.

Dua kehidupan dimana agama diperlakukan berbeda. Di Barat dianggap sebagai penyebab kemunduran peradaban, dan di Timur sebagai sumber kemuliaan perdaban. Barat menjadi tempat tumbuh suburnya ilmu ilmiah dan menjadikannya satu-satunya pegangan membagun peradaban. Dan Timur seharusnya tempat tumbuh suburnya peradaban berbasis ajaran Agama, namun kini sudah menjadi 'bagian' dari Barat. Inilah realitas di akhir zaman, cahaya sejati agama meredup, 'cahaya' ilmu pengetahuan rasional makin 'terang benderang'.

An-Nur ayat 35 al-Quran menyebut : Allah adalah cahaya langit dan bumi. Alam semesta beserta isinya di lingkupi CahayaNya. Ajaran surgawi dalam agama adalah cahaya. Ilmu rasional manusia adalah cahaya. Hanya manusia menyelewengkan penggunaannya. 

Mereka tidak mengenali bahwa Tuhan adalah Pemberi cahaya itu. Ajaran agama di Abad pertengahan menjadi pemantik kegelapan karena ajaran suci itu tidak lagi digunakan 'demi Tuhan' tetapi 'demi nafsu manusia'. 

Ajaran agama yang di bawah Rasulullah mejadi penerang bagi kegelapan moral karena di dilakukan 'demi Tuhan'. Pembawah amanah langit yang mulia ini, menjalankan perintahNya dengan iman yang tidak bercampur kemunafikan nafsu manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun