Mohon tunggu...
Syafrina Lubis
Syafrina Lubis Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencegah Perilaku Konsumtif di Era Revolusi Industri 4.0 Melalui Penanaman Pendidikan Bela Negara

20 Januari 2021   21:31 Diperbarui: 20 Januari 2021   21:33 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.freepik.com/

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Revolusi industri adalah keadaan dimana banyak aspek kehidupan yang terpengaruh oleh perubahan global tersebut. Terjadinya revolusi industri ini ditandai dengan adanya penemuan mesin uap sekitar pada abad ke-18. Revolusi industri merupakan awal perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi (IPTEK) yang terjadi secara besar-besaran di berbagai bidang dan terjadi pada semua aspek kehidupan manusia. Revolusi industri ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
Pada masa itu mesin uap untuk proses produksi barang dan seiring berjalannya waktu mesin uap ini tidak hanya digunakan untuk memproduksi barang tetapi juga digunakan sebagai alat transportasi pada masa itu. Pada masa itu sebelum menggunakan mesin uap, alat transportasi laut hanya mengandalkan tenanga angin. Namun tenaga angin tersebut tidak dapat diandalkan sepenuhnya karena terkadang tidak ada angin atau angin bertiup dari arah yang berlawanan sehingga alat transportasi tersebut bergerak berlawanan atau tidak sesuai dengan arah yang diinginkan.
Semenjak itu penggunaan alat transportasi yang mengandalkan tenaga angin berkurang. Dengan adanya penemuan mesin uap oleh James Watt masyarakat lebih memilih menggunakan tenaga mesin uap tersebut karena dianggap jauh lebih hemat dan efisien dibandingkan mesin uap sebelumnya. Penggunaan mesin pada masa revolusi industri ini secara perlahan mulai menggantikan peran manusia khususnya di bidang pekerjaan.
Saat ini dunia telah memasuki Era Revolusi Industri 4.0 dimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sudah berkembang dengan sangat pesat. Saat ini sudah banyak alat hasil dari perkembangan teknologi yang menggantikan peran manusia di bidang pekerjaan. Menurut pendapat Angela Merkel (2014) Revolusi Industri 4.0 merupakan transformasi komprehensif dari seluruh aspek produksi di industry melalui penggabungan digital dan internet dengan industry konvensional. (Prasetyo & Sutopo, 2018). Oleh karena itu dengan kemajuan teknologi yang ada pada saat ini, kehadirannya sangat mengancam pekerjaan seseorang. Hal ini dikarenakan produk hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dianggap lebih efektif dan efisien dibandingkan manusia sehingga banyak pekerja yang diberhentikan karena eksistensi produk hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Era revolusi industri 4.0 ini menuntut manusia untuk meningkatkan kualitas yang ada pada dirinya. Hal ini dikarenakan persaingan di dunia sangat ketat sehingga apabila individu tersebut tidak memiliki keahlian lebih dan khusus terhadap suatu bidang maka individu tersebut akan kalah bersaing khususnya di dunia pekerjaan yang menyebabkan orang tersebut menjadi pengangguran. Selain meningkatkan kemampuan tersebut, banyak yang lupa meningkatkan karakter yang ada pada setiap individu.
Karakter ini sangat penting terutama terkait sikap cinta tanah air dan bela negara yang sangat dibutuhkan demi menjaga, melindungi serta mempertahankan keutuhan Negara Republik Kesatuan Indonesia (NKRI). Oleh karena itu sangat penting melakukan penanaman nilai-nilai pancasila, cinta tanah air dan bela negara sedini mungkin untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa karena dampak dari arus globalisasi di Era Revolusi Industri 4.0 ini.
Dengan adanya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sudah sangat pesat di masa ini diharapkan pendidik lebih mudah dalam melakukan penanaman nilai-nilai pancasila, cinta tanah air dan bela negara karena didukung dengan sarana yang ada. Dengan kemajuan teknologi ini pula diharapkan generasi muda penerus bangsa terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan dari arus globalisasi hasil perkembangan teknologi di Era Revolusi Industri 4.0 ini. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan yaitu perilaku konsumtif. Salah satu upaya meminimalisir dampak negatif tersebut dengan penanaman nilai-nilai pancasila, cinta tanah air dan bela negara dengan mengadakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan serta mengimplementasikan nilai-nilai pancasila yang sudah dipelajari di dunia nyata.


METODE
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Erickson (1968) menyampaikan pendapatnya mengenai penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan dan menggambarkan kegiatan yang dilakukan serta dampak dari tindakan tersebut terhadap kehidupan mereka secara naratif. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang hasil penelitiannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau metode kuantifikasi yang lain. (Albi A. dan Johan S., 2018). Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Studi kepustakaan (riset kepustakaan) ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. (Mestika Zed, 2008). Dapat dikatakan bahwa penelitian ini berhadapan dengan sumber yang telah tersedia di perpustakaan. Sumber data diperoleh dari artikel, jurnal, dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tinjauan pustaka dimana teknik ini menggunakan berbagai sumber kredibel sebagai bahan penelitian. Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan yaitu analisis isi (content analysis) dimana penelitian ini bersifat pembahasan mendalam terhadap data yang sudah dikumpulkan dari berbagai sumber yang kredibel.


HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Tayangan Iklan Khususnya Pada Remaja
Seiring berkembangnya zaman di tengah era globalisasi saat ini, semakin banyak produk yang dihasilkan dari perkembangan atau kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di berbagai bidang. Dengan perkembangan teknologi yang ada, masyarakat dari kalangan dewasa khususnya kalangan remaja zaman ini mau tidak mau sudah terlibat oleh eksistensi atau keberadaan produk hasil kemajuan teknologi tersebut sedari kecil. Dapat dikatakan mereka sudah cukup mahir atau cakap dalam menggunakan alat kemajuan teknologi tersebut. Adapun salah satu produk hasil kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu smartphone. Smartphone digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat zaman ini sehingga keberadaannya sulit dipisahkan dari kehidupan zaman ini.
Seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), selain menghasilkan smartphone banyak juga orang yang membuat aplikasi. Adapun salah satu aplikasi yang dibuat yaitu aplikasi media sosial. Media sosial adalah sebuah media digital untuk bersosialisasi dan berinteraksi satu sama lain yang dilakukan secara online tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial juga memiliki jangkauan yang sangat luas seperti halnya internet. Adapun pengertian media sosial menurut Chris Brogan, media sosial adalah seperangkat alat komunikasi dan kolaborasi baru yang memungkinkan terjadinya berbagai jenis interaksi yang sebelumnya tidak tersedia bagi orang awam.
Fungsi dari media sosial ini yaitu sebagai media komunikasi baik antar satu individu dengan induvidu lainnya ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Dengan adanya media sosial, seseorang bisa terhubung dan berinteraksi dengan yang lainnya meskipun dari jarak jauh. Adapun salah satu contoh nyata dari manfaat atau fungsi penggunaan media sosial ini yaitu, seperti situasi sekarang dimana pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) yang keberadaanya melanda hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia.
Penyebaran COVID-19 ini terbilang sangat cepat. Penularannya hanya membutuhkan waktu yang relatif cukup singkat. Hal ini dikarenakan penyebaran COVID-19 ini bisa terjadi hanya dengan melalui droplets atau percikan air liur orang yang terinfeksi COVID-19 tersebut. Oleh karena itulah, untuk menghindari atau menekan penyebaran COVID-19 di dunia khususnya di Indonesia diperlukan sosial distancing atau menjaga jarak sejauh kurang lebih 1 meter dari orang-orang yang terinfeksi COVID-19. Dengan menjaga jarak kita dapat membantu pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19 di Indonesia. Pemerintah Indonesia meminta agar warga negara Indonesia tetap berada di rumah saja apabila tidak memiliki kepentingan yang mendesak yang mengharuskan mereka keluar rumah. Pemerintah menyarankan untuk berkegiatan secara virtual dari jarak jauh tanpa harus datang ke suatu tempat untuk melakukan kegiatan tesebut. Semenjak adanya COVID-19 semua kegiatan diusahakan untuk bisa dilakukan dari jarak jauh. Untuk memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan media komunikasi yang bisa menghubungkan suatu individu dengan yang lain demi terlaksananya tujuan tersebut. Salah satunya yaitu media sosial yang memiliki peran penting pada pandemi seperti saat ini untuk melancarkan sebuah komunikasi dengan yang lainnya tanpa harus bertemu secara langsung.
Smartphone, media sosial, dan internet ketiganya keberadaanya sangat sulit dipisahkan. Hal ini dikarenakan ketika kita ingin menggunakan media sosial maka kita harus memiliki smartphone sebagai alat penggunaan media sosial tersebut. Namun, tidak hanya itu saja yang dibutuhkan untuk menggunakan media sosial. Selain membutuhkan smartphone, penggunaan media sosial juga membutuhkan internet. Tanpa adanya akses internet, seseorang tidak akan bisa berselancar dengan bebas di media sosial. Oleh karena itulah penggunaan ketiganya tidak bisa dipisahkan karena keberadaannya saling melengkapi satu sama lain.
Di tengah kemajuan teknologi ini, internet dimanfaatkan dengan baik oleh para produsen untuk mengenalkan serta menjual produknya melalui internet. Para produsen memanfaatkan penggunaan media sosial sebagai media pengenalan produknya. Hal ini dikarenakan pengenalan produk atau promosi melalui media sosial relatif lebih mudah dibandingkan media yang lain karena jangkauan konsumennya sangat luas dan tidak terbatas yang berarti bahwa iklan tersebut dapat dilihat oleh seluruh masyarakat. Adapun beberapa contoh aplikasi yang digunakan untuk bisnis online tersebut yaitu Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, Zilingo, dan sebagainya.
Selain menjual produknya di aplikasi-aplikasi tersebut, para produsen juga mengenalkan produknya melalui iklan di media sosial. Dalam bahasa Indonesia iklan juga dapat disebut sebagai pariwara.  Iklan atau pariwara merupakan sebuah berita atau pesan yang berisi pemberitahuan yang ditujukan kepada sebagian masyarakat untuk memberi tahu informasi mengenai barang atau jasa yang ditawarkan pada iklan tersebut. Iklan tersebut dapat dipasang di media massa seperti surat kabar, majalah, papan iklan, ataupun di tempat umum. Selain itu menurut Philip Kotler yaitu suatu bentuk penyajian dan promosi suatu produk, barang, jasa serta ide yang dilakukan secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu. Dalam penayangannya biasanya akan dikenakan biaya tertentu yang akan dibayarkan kepada suatu media yang akan menayangkan iklan tersebut. Menurut Terence A. Shimp penayangan iklan ini memiliki fungsi untuk memberikan informasi terkait produk yang ditawarkan, membujuk serta mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan pada iklan tersebut. Sedangkan tujuan dari iklan menurut Roberti V Zacher yaitu untuk menimbulkan citra yang baik terhadap produk yang ditawarkan pada iklan tersebut, meyakinkan masyarakat tentang kebenaran produk tersebut, dan memberikan informasi tentang produk yang ditawarkan untuk mempermudah konsumen dalam mengetahui produk yang ditawarkan.
Iklan ini biasanya disampaikan dengan menarik sehingga yang melihat iklan tersebut tertarik untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan pada iklan tersebut. Dengan adanya media sosial, iklan ini lebih mudah tersebar dan diketahui oleh khalayak karena jangkauan media sosial yang begitu luas. Penonton tayangan iklan ini pun biasanya tidak dibatasi, artinya seluruh masyarakat bisa melihat iklan tersebut dan bisa mengetahui produk atau jasa yang ditawarkan pada iklan tersebut. Namun penayangan iklan ini bisa berdampak negatif bagi mereka yang tidak bisa menahan diri atau mudah tergoda dengan tawaran iklan di tengah Era Revolusi Industri 4.0 dimana semuanya sudah diberikan kemudahan untuk melakukan sesuatu dibantu oleh teknologi yang ada. Di Era Revolusi Industri 4.0 ini masyarakat diberi kemudahan untuk melaksanakan transaksi jual-beli online melalui fasilitas yang tersedia di era ini. Adapun salah satu fasilitas yang memberi kemudahan tersebut yaitu fasilitas mobile banking yang membantu para nasabahnya melakukan transaksi online tanpa harus datang ke bank. Dengan adanya fasilitas tersebut seseorang menjadi lebih mudah untuk memutuskan membeli suatu barang di iklan yang menarik baginya.
Apabila mereka tidak memiliki kontrol dalam diri untuk menahan diri dalam membeli suatu barang, maka ia bisa berubah menjadi pribadi yang memiliki sikap atau perilaku konsumtif. Masyarakat zaman ini khusnya para remaja relatif lebih mudah tergoda pada penawaran iklan karena mereka masih belum memiliki  pemahaman yang baik terkait sesuatu yang sebaiknya tidak mereka beli. Kebanyakan dari mereka membeli barang atas dasar tergoda oleh iklan dan menginginkannya saja dan cenderung tidak peduli terhadap manfaat jangka panjang yang akan digunakan. Mereka juga sering kali membeli produk dari luar daripada produk lokal. Oleh karena itu, pendidikan bela negara ini sangat penting untuk meminimalisir dan mencegah pengaruh negatif dari periklanan di tengah arus globalisasi yang menerpa seluruh lapisan masyarakat di Era Revolusi Industri 4.0 ini. Hal ini dikarenakan melalui pendidikan bela negara kita diajarkan untuk menjadi pribadi yang tidak berlebihan dalam menggunakan sesuatu, mengupayakan untuk membentuk sikap dan karakter yang tangguh pada remaja untuk menghadapi ancaman yang lebih kompleks dikemudian hari, mengajarkan kita bahwa harus mencintai produk lokal dan bangga menggunakan produk lokal yang dibuat oleh anak bangsa dibandingkan produk dari luar.


B. Pendidikan Bela Negara di Era Revolusi Industri 4.0
Dengan adanya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berkembang sangat pesat khususnya di Era Revolusi Industri 4.0 dibandingkan sebelumnya membuat masyarakat menjadi sangat tergantung pada produk hasil kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan adanya produk hasil kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di zaman ini membuat semua hal yang terasa lebih sulit akan terasa sangat mudah karena eksistensi atau keberadaan produk hasil kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat memudahkan penggunanya.
Adapun salah satu produk hasil kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah eksistensi atau keberadaan internet. Masyarakat di masa ini tidak bisa terpisahkan dengan eksistensi atau keberadaan internet karena internet sudah dianggap menjadi hal yang sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan masyarakat. Dengan adanya eksistensi atau keberadaan internet ini manusia lebih dimudahkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Internet biasanya digunakan sebagai media komunikasi antar sesama manusia baik dengan seseorang yang berada di sekitarnya ataupun dengan orang yang tidak sedang berada di sekitarnya. Tanpa adanya internet, manusia zaman ini akan merasa lebih kesulitan untuk menjalin komunikasi dengan seseorang yang tidak sedang berada di sekitarnya. Oleh karena itu manusia zaman ini sangat bergantung pada kehadiran internet.
Dengan begitu, eksistensi atau keberadaan internet di masa ini pun juga sudah berpengaruh ke berbagai aspek di dalam kehidupan manusia. Di dalam bidang pendidikan pun sudah menggunakan kecanggihan produk hasil kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Guru dan peserta didik menggunakan internet sebagai salah satu sumber belajar selain buku yang telah disediakan oleh sekolah. Lembaga pendidikan tidak bisa menyampaikan materi hanya melalui buku ataupun berusaha untuk memisahkan internet dari peserta didik karena dengan keberadaan internet dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. (Fatimah, 2019). Dengan begitu lembaga pendidikan diharapkan bisa menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik yang tidak bisa dipisahkan dengan kehadiran internet. Diharapkan dengan adanya penyesuaian tersebut dapat melahirkan generasi muda yang cerdas dan mampu bersaing di dunia internasional.
Di samping perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sudah sangat pesat ini diperlukan penguatan sikap cinta tanah air dan bela negara. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) ini dapat membawa dampak negatif yang ditimbulkan oleh arus globalisasi di Era Revolusi Industri 4.0 saat ini. Arus globalisasi ini dapat membawa pengaruh budaya-budaya asing atau paham-paham serta ideologi yang bertolak belakang dengan bangsa Indonesia. Jika tidak adanya penyaringan budaya serta paham-paham tersebut pada diri maka akan mengikis nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia serta dapat menjadi tantangan atau ancaman terhadap integrasi bangsa. Adapun salah satu ancaman atau tantangan tersebut yaitu era baru kapitalisme. Oleh karena itu warga negara Indonesia dituntut untuk bisa menghadapi tantangan yang dapat mengancam kedaulatan negara melalui berbagai aspek di Era Revolusi Industri 4.0 ini.
Dengan begitu sangat penting untuk menguatkan diri melalui penguatan sikap cinta tanah air dan bela negara untuk menghadapi ancaman di era Revolusi Industri 4.0 ini. Penguatan sikap cinta tanah air dan bela negara ini dapat dilakukan sedini mungkin untuk mempersiapkan generasi muda yang tangguh di era revolusi industri ini dikarenakan pengguna produk hasil Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di masa ini kebanyakan adalah remaja. Sehingga sebelum para generasi muda menghadapi arus globalisasi ini diharapkan para orang tua sudah menanamkan sikap cinta tanah air dan bela negara pada mereka agar mereka mempunyai fondasi yang kuat dalam memahami nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia serta dapat pribadi yang tangguh dalam menghadapi arus globalisasi di masa ini.
Pendidikan anak usia dini menjadi kunci keberhasilan pendidikan bela negara. Tujuan pendidikan bela negara untuk anak usia dini adalah penanaman nilai cinta tanah air yang penyelenggaraannya disesuaikan dengan perkembangan tumbuh kembang anak. (Djoko A.W. dan Anies L., 2017). Penanaman sikap cinta tanah air dan bela negara ini dilakukan oleh keluarga terlebih dahulu karena Keluarga menjadi pendidik pertama bagi generasi muda penerus bangsa. Orang tua, keluarga, dan guru sangat berperan besar dalam penanaman nilai-nilai pancasila, sikap cinta tanah air dan bela negara pada generasi muda penerus bangsa.
Generasi yang mempunyai rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang tinggi memang tidaklah mudah tetapi harus mampu untuk diwujudkan. Dengan mempunyai fondasi yang baik diharapkan generasi penerus bangsa ini dapat mempertahankan nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai identitas bangsa serta mampu menghadapi ancaman dari pengaruh perkembagan zaman. Jangan sampai dengan adanya kemajuan internet para generasi muda Indonesia lebih tahu-menahu terkait budaya-budaya negara lain dibandingkan budaya-budaya negaranya sendiri.
Penguatan sikap cinta tanah air dan bela negara ini dapat dilakukan dengan melalui lembaga pendidikan yang mengajarkan peserta didiknya terkait bangsa Indonesia melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan baik dari bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini juga sebaiknya diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik sadar akan pentingnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini di kehidupan nyata. Dengan ini diharapkan para remaja sebagai generasi muda penerus bangsa mempunyai sikap dan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan diharapkan siap menghadapi segala tantangan yang ada di Era Revolusi Industri 4.0 ini.


PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penanaman sikap cinta tanah air dan bela negara ini diperlukan sebagai fondasi untuk generasi muda penerus bangsa guna menghadapi dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari produk hasil kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang ada di Era Revolusi Industri 4.0 ini melalui pembelajaran pendidikan bela negara sedini mungkin. Tidak hanya itu saja, pendidikan bela negara juga penting untuk menghadapi dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh arus globalisasi khususnya di Era Revolusi Industri 4.0 ini. Fondasi ini dibutuhkan karena arus globalisasi yang ada saat ini keberadaannya tidak dapat dihindari sehingga kita harus mempunyai penyaringan yang baik dalam diri terhadap budaya-budaya asing, paham-paham serta gaya hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Salah satu sikap yang menyimpang dari ajaran bela negara ini adalah perilaku konsumtif yang relatif cukup banyak dialami oleh para remaja di zaman ini.  Untuk mencegah dan meminimalisir perilaku konsumtif di kalangan remaja ini dapat dilakukan dengan meningkatkan sikap cinta tanah air melalui pendidikan bela negara sehingga ketika para generasi muda terjun ke dalam atau berada di dalam arus globalisasi ini mereka dapat menghadapi dampak negatif dari arus globalisasi di Era Revolusi Industri 4.0 ini. Diharapkan mereka dapat dengan bijak menyaring gaya hidup serta  budaya-budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Diharapkan dengan mempelajari pendidikan bela negara, remaja sadar akan pentingnya sikap cinta tanah air dan bela negara di era ini sehingga bisa ditunjukkan dengan cara lebih sering menggunakan dan berbelanja produk lokal dibandingkan produk dari luar. Hal ini dikarenakan salah satu contoh nyata melaksanakan upaya pembelaan negara yaitu dengan mencintai produk lokal.


REFERENSI
Buku:
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018).  Metodologi Penelitian Kualitatif Cetakan I. Sukabumi: CV Jejak
Walujo, D. A., & Listyowati A. (2017). Pendidikan Bela Negara Melalui Permainan Kecerdasan Jamak. Cetakan I. Depok: Prenadamedia Group
Zed, Mestika. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan Cetakan I. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Jurnal:
Fatimah, M. M. (2019). Literasi Digital dalam Meningkatkan PemahamanFatimah, M. M. (2019). Literasi Digital dalam Meningkatkan Pemahaman Wawasan Kebangsaan dalam Pembelajaran Ppkn Era Revolusi Industri 4.0. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689--1699. Wawasan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689--1699.
Juwita, E. P., Budimansyah, D., & Nurbayani, S. (2015). Peran Media Sosial Terhadap Gaya Hidup Siswa. Sosietas, 5(1). https://doi.org/10.17509/sosietas.v5i1.1513
Prasetyo, H., & Sutopo, W. (2018). Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek Dan Arah Perkembangan Riset. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 13(1), 17. https://doi.org/10.14710/jati.13.1.17-26
Solihin. (2015). Terpaan Iklan Mendorong Gaya idup Konsumtif Masyarakat Urban. Jurnal Ilmu Politik Dan Komunikasi, Volume V N(2), 41--50.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun