Mohon tunggu...
Syafril Idrus
Syafril Idrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peneliti Sadar Nusantara/Pemuda Gamtufkange

Jadilah Diri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Borero Gosimo dan Degradasi Politik di Tanah Leluhur

10 April 2019   06:30 Diperbarui: 10 April 2019   06:36 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Malam ketiga bulan Syaban, suara alam di Guruabanga telah memberi isyarat, yang menandakan bahwa ritual kekhusyudan akan segera dilaksanakan. 

Beberapa tarian khas disuguhkan sebagai simbol kebudayaan yang masih terjaga, Lisan tegas menghanturkan pesan leluhur yang biasa disebut sebagai Borero Gosimo. 

Di tanah mega penuh kearifan ini, semua kepala tertunduk, mengisyaratkan bahwa anak cucu negeri sejenak mengintospeksi diri.

Dalam ritual adat tersebut, sudah tentu melibatkan Lokal Sakral atau para tetuah adat. 5 Sowohi Soa Romtoha Tomayou dan Sowohi Kie Matiti di Sonyine Gurua, bertugas membawa air suci (Ake Dango) yang diambil dari atas marijang Kie Matubu, juga membawa pesan mendalam untuk anak cucu Negeri para kolano ini.

Prosesi Ake Dango telah menjadi ritual wajib yang menandakan Pembukaan hari jadi Tidore, dan kini Tidore telah berusia 911 tahun, tepatnya di tanggal 12 April 2019. 

Makna yang terkandung dalam prosesi ini adalah salah satu realitas perjalanan yang meniscayakan manusia dan alam berada pada titik insani, kehadiran para Sowohi dan Bobato Kesultanan Tidore juga mencerminkan makna yang tersirat baik untuk kelangsungan hidup, karena rutinitas ritual Ini bukan sekedar ritual biasa.

Dari prosesi Ake Dango ini, kesan yang harus kita maknai adalah pembacaan Borero Gosimo atau Pesan Para Leluhur, pesan ini dibacakan anak cucu dari Soa Romtoha Tomayou atau lima warga. 

Tujuannya untuk dijadikan pedoman semua anak cucu dalam berkehidupan Sehari- hari, Borero Gosimo atau Pesan Para Leluhur adalah hal yang penting. Apalagi bertepatan dengan tahun Politik seperti saat ini.

Seperti yang kita ketahui, bahwa di Indonesia  tanggal 17 April 2019 nanti akan diadakan pemilihan Presiden dan Legislatif, momentum yang selalu membuat Masyarakat melanggar etika sosial dan falsafah hidup orang Tidore, perilaku-perilaku yang mempertontonkan kebodohan di ritual politik ini InshaAllah bisa diatasi dengan memaknai pesan yang terkandung dalam borero Gosimo.

Adapun Pesan leluhur untuk anak cucu yaitu selalu bersujud dan  memanjatkan doa  kepada Allah SWT untuk kedamaian negeri ini, para Leluhur juga berpesan  tundukan Kepala dan pikirkan nilai peninggalan moyang, junjunglah nilai-nilai etika, moral, dan musyawarah untuk mencapai kemufakataan, bertatakramalah dalam berbicara, dan harus takut pada Allah.

Pesan Leluhur ini juga akan disampaikan pada tanggal 11-12 April, yang mana disetiap kelurahan akan bacakan dengan pengantaran paji nyili-nyili, semoga saja pesan ini bisa dimaknai anak cucu negeri ini, agar tidak lagi ada lagi konflik politik yang merugikan kita. Sebab Pesan Para Leluhur harus ditegakan dan jalankan, agar keadilan dan kebenaran menjadi selaras. Jangan sekali kali berbalik belakang atau berpaling muka, Jangan sekali kali berburuk sangka, dan jangan pula  berkelahi, karena Kita disini berasal dari Leluhur yang sama. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun