Mohon tunggu...
Syafi SayudhaPatria
Syafi SayudhaPatria Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Universitas Airlangga

saya mahasiswa Universitas Airlangga prodi Ilmu Komunikasi yang sedang mennempuh semester 2

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rara, Si Pawang Hujan

21 Juni 2022   19:37 Diperbarui: 21 Juni 2022   19:40 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Sekitar satu bulan terakhir, Indonesia dihebohkan dengan munculnya Rara si Pawang Hujan dalam kontes kejuaraan balap motor internasionl yaitu MotoGP, kontes ini diselenggarakan di Sirkuit Mandalika di Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. 

Hal ini merupakan hal yang jarang terjadi di komtes-kontes sebelumnya, oleh karena itu banyak media internasional yang menyorot aksi Rara si Pawang Hujan, maka tidak heran namanya di rancah international,

Secara asal-usul rara merupakan Wanita jawa yang sudah lama tinggal di Bali. Beliau mengaku bahwa aksinya sudah dilakukan semenjak berumur 9 tahun, beluai juga mengaku bahwa kemampuan itu didapatkan secara turun-temurun. Selain menjadi pawang hujan beliau juga mempunyai pengalaman dalam membaca kartu ramalan, ungkapnya dalam podcast Deddy Corbuzier yang ter-Upload di Youtube.

Eksistensi Pawang hujan memang sudah lama hadir di Indonesia, hal tersebut sudah muncul dalam beberapa acara kecil maupun besar, dan hal tersebut memang berpengaruh jelas dalam hilangnya hujan, hal tersebut juga merupakan budaya unik Indonesia yang memiliki keunikan diantara negara-negara lain, maka hal ini akan memberikan sorotan dunia pada keunikan Indonesia, dan juga membuat naiknya eksistensi negara dalam persaingan internasional, beberapa artis seperti Kemal pahlevi juga berpendapat bahwa hal ini merupakan unsur daya tarik bagi turis negera asing di dunia agar lebih banyak mengeksplorasi Indonesia

Di sisi lain banyak netizen yang tidak setuju atas kebenaran pawang hujan dalam menghilangnya hujan, hal ini muncul karena hal ini sangat berbau mistis, dan cenderung primitif dalam pemecahan masalah, beberapa orang juga mengungkapkan bahwa hal ini sudah tidak sepantasnya muncul dalam acara internasional, dikarenakan teknologi yang sudah maju, "Geli saja, karena sepertinya percaturan antardukun dengan teknologi, padahal kita sudah di abad modern dan pinter-pinter lagi, he-he-he..., Ya seharusnya mengedepankan teknologi daripada dukun" ungkap ketua DPP PKS Bukhori, begitupun tanggapan Ustadz Derry sulaiman yang miris dengan banyaknya orang yang percaya dengan aksi tersebut, beliau juga meminta dengan terang-terangan agar pawang hujan segera bertobat,

Di antara dua sisi pro dan juga kontra dalam eksistensi pawang hujan, ada juga beberapa tokoh yang memberikan tanggapan netral atas kejadian tersebut, diantaranya ialah Darius Sinathraya, beliau berpendapat bahwa hal ini menjadi keputusan masing-masing individu, untuk percaya atau tidak dengan kejadian ini

Menurut pendapat beberapa orang, pawang hujan merupakan bentuk aktivitas dukun yang harusnya ditinggalkan dan lebih mempercayai teknologi daripada percaya dengan hal-hal yang tidak pasti, namun di lain sisi, hal ini juga menjadi daya tarik bagi turis mancanegara, dan juga menambah nilai keunikan Indonesia di rancah internasional. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun