Mohon tunggu...
SYAFIRA ALFI ZAHRA
SYAFIRA ALFI ZAHRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menambah ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengapa Pendidikan Anak Usia Dini Lebih Menekankan Asesmen daripada Tes?

2 November 2021   20:10 Diperbarui: 2 November 2021   20:30 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam dunia pendidikan sudah tidak asing dengan kalimat golden age. Yaitu masa emas yang terdapat pada setiap orang dari usia 0-6 tahun pertama. Setiap anak memiliki keistimewaan, kelebihan dan kekurangan tersendiri khususnya proses awal anak mulai belajar, harus ada penilaian yang nantinya bisa menunjukan rangkaian kegiatan proses pembelajaran sehingga orang tua dapat mengetahui dengan mudah perkembangan anaknya dari segala aspek. Asesmen adalah proses pengamatan, pencatatan, dan dokumentasi kinerja dan karya pada anak terutama anak usia dini. Asesmen bukan lah akhir dari tes maupun akhir dari kegiatan, tetapi proses relative yang berkelanjutan penting oleh guru paud mulai dari obsevasi (proses pengamatan) guru menyiapkan kisi- kisi secara sederhana berdasarkan pada peraturan menteri pendidikan republic Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini mencakup perkembangan nilai agamadan moral, fisik motoric, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni (Fajri Delia Nuralita, 2020:19). Yang kedua ada pelaporan (proses pencatatan) dimana yang dilakukan dengan instrument checklist yang bisa melibatkan orang tua agar mereka mengerti dan paham terhadap perkembangan anaknya dan selanjutnya ada proses dokumentasi dari kreasi anak dan perkembangannya yang menggunakan sistematika komentar, anekdot, portofolio dan sampel kerja (Sari Ratih Permata,2019:10). Tetapi, apabila tes dilakukan kepada anak usia dini ini masih belum memungkinkan, karena tes itu merupakan sebagian kecil dari evaluasi dan asesmen yang dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan informasi perkembangan anak juga minat, bakat juga motivasi untuk anak usia dini karena tes ini merupakan hasil akhir dari ujian, bukan proses suatu pembelajaran sehingga pendidikan paud lebih menekankan pada penilaian asesmen (Ferliana Jovita Maria:5). Selain itu penilaian asesmen dilakukan secara holistic juga secara otentik dengan berbagai kegiatan nyata, fungsional, murni, alami, dan dilakukan secara berkelanjutan (teratur) didasarkan dengan berbagai sumber dan konteks. Selain sebagai informasi asesmen memberikan umpan balik pada guru untuk memperbaiki program kegiatan pembelajaran terhadap pertumbuhan anak secara optimal yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.selain itu menjadi patokan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan individu anak, program kurikulum sekolah secara keseluruhan. Penilaian dapat diperkirakan seorang sisqa mengalami kesulitan belajar atau tidak, sehingga nilainya berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam membantu tumbuh kembang anak, khususnya orang tua, guru, dan anak sendiri. Dimana orang tua diharapkan dapat mentukan langkah atau upaya apa lagi yang dalap dilakukan guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini dengan aspek- aspek nilai moral dan agama, fisik motoric, kognitif (intelektual), sosial emosional, bahasa (komunikasi), seni dan kreativitas.prinsip asesmen sendiri ada 6 (enam) terdiri dari: pertama prinsip validitas dimana melakukan penilaian menggunakan alat yang seuai untuk mengukur kompetensi, kedua prinsip reliabilitas yaitu menjamin akan hasil konsistensi dan keterpercayaan, ketiga terfokus pada kompetensi, keempat prinsip komperhensif yaitu pendidik telah menyusun rancangan pembelajaran yang menggambarkan standat dasar yang harus dikuasai oleh murid, kelima prinsip objektivitas yang harus dilakukan dengan meminimalkan pengaruh- pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai, dan terakhir yang keeanm prinsip mendidik ialah prinsio yang perlu dipahami oleh para pendidik karena penilaian dilakukan bukan untuk mendeskriminasi siswa atau menghukum siswa, tetapi untuk melihat seberapa jauh siswa dalam membuat kemajuan pada diri mereka sendiri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun