Mohon tunggu...
Syafiq Rahmat
Syafiq Rahmat Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Peternakan

Jurusan Peternakan , Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Nature

KKN 148 UMM Adakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik "Orango" bersama Masyarakat Dusun Lasah

9 Juli 2019   05:33 Diperbarui: 9 Juli 2019   06:05 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama pasca pelatihan pembuatan pupuk


Pengelolaan sampah  merupakan masalah besar jika tidak dijalankandengan baik. Mengingat sampah yang menumpuk dapat menyebabkan penyakit dan hamayang mengganggu tanaman. Berangkat daari isu tersebut, Kelompok KKN 148Mahasiswa UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) yang bekerja sama dengan RistekDikti mengadakan acara praktik pembuatan pupuk dari sampah organik di RumahKepala Dusun Lasah, Desa Tawangargo, Karangploso, Kabupaten Malang, Ahad(7/7/2019). Program ini melibatkan LPMD Desa Tawangaro, Perwakilan KarangTaruna dan Pengurus TPS Dusun Lasah. 

“ Kami mengadakan acara ini untukmemberdayakan masyarakat Dusun Lasah untuk memanfaatkan limbah sampah sayuranyang tidak terpakai menjadi pupuk organik. Selama ini sampah yang ada hanyadibakar, itupun tidak semuanya terbakar dengan baik, sehingga hanya tertumpukdan menyebabkan hama yang mengganggu tanaman” jelas penanggung jawab kegiatan,Raka Adi Pradana. 

Menurut Kepala Desa Tawangargo,Bapak H. Sukar, Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Desa Tawangargo hanya ada satudan sampah-sampah di sana sudah lama menumpuk dan belum ada solusi untukmenyelesaikannya. Di Desa Tawangargo sendiri ada enam dusun. Sampai saat iniTPS yang digunakan adalah TPS milik Dusun Lasah. Pada akhirnya setelah mencapaikesepakatan pada rapat desa, tiap dusun berkewajiban mencari lahan yang bisadijadikan TPS dan bulan Agustus nanti, tiapa dusun diharapkan mampu menggunakanTPS nya masing-masing . TPS yang ada sekarang akan kembali jadi milik DusunLasah. 

Kegiatan pelatihan pembuaatan pupukini, menghadirkaan narasumber dari Fakultas Pertanian dan PeternakanUniversitas Muhammadiyah Malang (FPP UMM), Bapak. Ir Tedjo Budi Wijono, MP. Beliaauadalah salah satu dosen di kampus UMM dan juga membantu meningkatkan hasilpanen padi di Bondowoso di sebuah lahan dengan luas 25 Ha menggunakan pupukorgaanik. 

Pak Tedjo, demikian biasa beliau disapamengatakan bahwa potensi bisnis pertanian masih sangat diminati banyak orang.Tanah Indonesia yang subur menghasilkan banyak tanaman yang menjadi sumbermakanan dan penghasilan masyarakat Indonesia. Sebelumnya para petanimenggunakan pupuk kimia dan pestisida untuk mejaga tanaman dan menstimulasitanaman untuk tumbuh. Seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat yang tinggiakan makanan sehat, permintaan akan bahan makanan organik juga semakinmeningkat. Melihat kondisi tersebut, maka pupuk organik menjadi salah satupilihan bisnis pertanian yang cukup potensial dan diperkirakan menguntungkankarena harga pupuk organik yang cukup tinggi di pasaran.


Praktik Pembuatan Pupuk Organik Padat dan Cair/Dokpri
Praktik Pembuatan Pupuk Organik Padat dan Cair/Dokpri

Materi pelatihan yang disampaikanadalah pembuatan pupuk organik dari sayuran hasil limbah TPS dicampur dengankotoran ternak. Pupuk yang dibuat akan dibagi menjadi dua, yaitu pupuk padatdan cair. Pupuk padat menggunakan kotoran ternak yang dicampur dengan limbahpertanian - dalam hal ini adalah sisa sayuran seperti kol dan sawi yangmerupakan produk pertanian andalan Desa Tawangargo - dan kemudian difermentasiselama 5 hari. 

Sedangkan untuk pupuk cair, kotoranternak diganti dengan urin ternak dan menggunakan air cucian beras dan airkelapa. Kemudian ditaruh dalam ember, ditutup dan dibiarkan selama 7 hari.Selain menggunakan cara di atas, biofarm juga biasanya ditambahkan dalamcampuran bakal pupuk untuk mempercepat fermentasi. 

Sebelumnya, Kelompok KKN 148 initelah mengadakan simulasi bank sampah, program pembuatan pupuk ini nantinyaakan bersinergi dengan program bank sampah karena kedua program ini memilikitujuan yang sama yaitu bagaimana mengelola sampah yang sudah tidak terpakai.Jika kemarin ibu-ibu di Desa Tawangargo mengelola sampah non organik untukdijual ke penadah melalui bank sampah, maka kali ini, bapak-bapaknya yangmengelola sampah organik menjadi pupuk yang bernilai ekonomis. 

Kedepannya, peserta KKN bekerjasamadengan perangkat desa akan meninjau program pembuatan pupuk organik di DusunLasah secara rutin. Diharapkan ketika pupuk sudah jadi, hasilnya akan segeradipasarkan kepada seluruh masyarakat bukan hanya di Dusun Lasah saja tetapiuntuk seluruh masyarakat Desa Tawangargo yang sebagian besar profesinya adalahpetani. 

“Pupuk organik adalah pupuk yangbisa dibuat menggunakan bahan baku yang tidak terlalu mahal dan bisa diperolehdengan mudah. Pupuk organik juga lebih ramah terhadap lingkungan sehingga tanahtidak akan terkena dampak kerusakan dalam jangka waktu yang panjang” tambah pakTedjo di akhir wawancara. 


Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun