Mohon tunggu...
Fadillah Chintya
Fadillah Chintya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar Jabar

Saya bukan penulis dan hobi saya bukan menulis. Saya hanya seorang yang sedang mencari jati diri, minat, dan bakat dalam kelabilan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Lulus Sekolah, Lebih Baik Kerja atau Kuliah?

18 Mei 2022   16:05 Diperbarui: 18 Mei 2022   16:13 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lulus sekolah lebih baik kerja apa kuliah? 

Toh lulus kuliah tetep cari kerja kan?

Pertanyaan itu seringkali dipertanyakan oleh pelajar yang baru lulus SMA/SMK/Aliyah. 

Sedikit cerita mengenai pengalaman saya yang lulus SMA pada tahun 2020 silam. Saat itu saya sangat berambisi untuk melanjutkan pendidikan saya ke bangku perkuliahan. 

Saya belajar dengan giat untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri yang saya inginkan. Tapi indahnya rencana Tuhan. Tahun 2020 saya gagal dalam berbagai seleksi perguruan tinggi negeri tersebut. 

Sebenarnya saat itu jika saya mengambil perguruan tinggi swasta saya bisa berkuliah, tapi karena biayanya yang sangat mahal akhirnya saya memutuskan untuk gapyear dan tidak berkuliah. 

Kemudian pada tahun itu saya memutuskan untuk bekerja disalah satu perusahaan terbatas/PT yang berada di kota saya. Cape? Pasti. Tapi itu semua terbayarkan ketika gajian tiba. Bayangkan betapa senangnya hati bisa membeli sesuatu yang kita inginkan dengan uang hasil keringat sendiri. 

Selain itu kita bisa memberi separuh daripada penghasilan kita untuk kedua orangtua. Jika boleh sombong, title "beban keluarga" tidak melekat pada diri saya saat itu. 

Apakah saya menyesal memutuskan untuk bekerja? Tentu tidak. Apakah saya minder dengan teman-teman saya yang berkuliah saat itu? Jujur iya, tapi untuk apa saya menyesal? Toh saat itu perkuliahanpun berjalan dengan sistem daring/online, dirasa kurang efektif karena pandemi covid-19 yang menyebar luas begitu lama. 

Coba saja bayangkan. Uang tiap semester harus dikeluarkan untuk membayar UKT/SPP kampus. Disisi lain fasilitas kampus tidak kita rasakan, pembelajaran hanya sebatas pemberian materi lewat grup WhatsApp dan absensi kehadiran, disulitkan pula dengan pengeluaran membeli kuota tiap bulan. 

Sia-sia bukan? Jadi siapa yang saat ini memegang title "beban keluarga"? mereka yang memutuskan bekerja setelah lulus sekolah apa mereka yang memutuskan untuk berkuliah menjadi sarjana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun