Mohon tunggu...
Syafuan Gani
Syafuan Gani Mohon Tunggu... profesional -

just a dedicated mechanical engineer, completing both Master degrees in marketing communication and human behavior (a strange disciplines for engineer :-) . Currently living in Middle East.... in search of colorful life's experiences, still proud being an Indonesian (regardless how ridiculous the politics and most of "funk" politicians) . http://sxgani.blogspot.com/ http://www.facebook.com/baron.deladera

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pekerja Migran......

14 Januari 2010   17:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:27 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini antara 10-11 juta filipino berkerja di luar negeri. Itu artinya 12% dari total penduduk filipina bekerja di luar negaranya , pada tahun 2008 menghasilkan devisa $15.7 Miliard ke negaranya ! Dahulu, dahulu sekali  mereka bekerja keluar negeri sebagai pekerja semi skill dan sebagai pembantu. Tetapi sekarang mereka telah melakukan metamorfosis menjadi tenaga siap pakai!, Pemerintah mereka bukan hanya komitmen, tetapi benar benar melakukan tindakan nyata meningkatkan keterampilan tenaga kerjanya . Aturan mainnya; hanya yang mampu berbahasa inggris, atau bahasa negara tujuan saja yang akan mendapat izin kerja ke luar negeri. Selain pembantu profesional, mereka sekarang lebih banyak bekiprah dibidang sales, perawat, teknisi di airport, teknisi militer,  physical theraupist, dokter umum/gigi, engineers, architects, perhotelan dan "entertainment" dll. Koq disebut Pembantu profesional ? Karena mereka diperlakukan sebagai profesional !!!, kerja 5 atau 6 hari seminggu, tanggal merah, libur dengan tetap terima bayaran. Ada batas jam kerja dan gaji minimum sudah ditetapkan oleh perjanjian kedua negara, misalnya di Qatar...... gaji minimum pembantu filipino sebasar  2 kali gaji tkw!!  Tenaga trampil filipino sudah nyaris merambah kesemua sektor. Tengok saja tenaga perawat, tenaga paramedis dan tenaga teknisi peralatan medis diseluruh  rumah sakit kawasan timur tengah, kalau tidak berasal dari India, ya siapa lagi kalau bukan filipino. Menarik sekali untuk diketahui,  hampir semua pegawai civil defense dan penanggulanag bencana /keadaan darurat dikawasan ini, terutama di qatar adalah filipino. Kalau anda berpergian dengan pesawat udara asal negara timur tengah, coba hitung berapa banyak cabin crew yang bermuka asia? Coba simak logat inggrisnya....filipino! Beberapa kenalan yang kerja di rumah sakit Doha, pernah menceritakan bahwa pendidikan dinegaranya memang menyiapkan tenaga siap pakai sejak dini. Bahasa tagalog dan bahasa inggris sudah dimulai sejak di sekolah dasar, dan bukan belajar tatabahasanya, tetapi percakapan!. . Dalam beberapa subjek mata pelajaran, bahasa inggris digunakan sebagi bahasa pengantar sejak di sekolah dasar. Hal yang sama dilakukan dinegara Algier, Marroco dan Tunisia yang menggunakan bahasa Perancis. Kalau melihatt kilas balik dinegara afrika utara ini, pasca kolonialisme, bekas penjajah tetap menjalin hubungan baik, walaupun kemerdekaannya diperoleh dengan darah. Hubungan kebudayaan dan pengembangan sumberdaya manusianya.menjadi prioritas, mungkin untuk menghapus kesalahan dimasa kolonial. Hasilnya sekarang, mereka bicara bahasa perancis selancar bahasa ibunya. Bahkan dikota kota besar , mereka bicara denga sesama bangsannya dalam bahasa Perancis atau Inggris. Maaf , fenomena ini jangan diterjemahkan bhawa mereka sudah kehilangan identitas nasional!!!!. Beda dengan kita, mungkin saking dendamnya, bahasa Belanda hilang dari peredaran. Kalau ada yang bicara bahasa belanda, dibilang ke-belanda-belanda-an!!! Bahkan bangunan bangunan kuno sisa jaman belanda tak terurus, sudah banyak yang dibongkar..... Memangnya gue pikirin? Lagian berapa banyah sih bea siswa yang diberikan mantan penjajah kepada bangsa kita? Sponsor IGGI ? itu hutang!1 Satu lagi buat tambahan, warga negara yang dulunya dijajah Inggris maupun Perancis enggak perlu repot repot meminta  visa sebelum berangkat kenegara itu. Cukup dengan voa-visa on arrival, layaknya kita ke negara asean, Coba kalau kita mau ke belanda, mengurus visa sama  reportnya seperti mengurus sim di tanah air. Belum lagi pemeriksan di schiphol airport,  layaknya seperti orang yang dicurigai! Kembali ke cerita tenaga imigran filipino; Lalu dinegara mana saja mereka berkiprah dan berapa banyak populasinya? Sekedar memberikan gambaran, populasi mereka tersebar dibanyak negara berdasarkan statistik 2007 . Populasi meraka tersebar, 4 juta di US, 20ribu perawat di UK,  hampir semua miltary servicemen yang melayani serdadu di Iraq addalah Filipino, 400ribu di Canada,  40 ribu diSepanyol, 12 ribu diIreland, 160 ribu di Taiwan, 2 juta di timur tengah, 250 juta di Jepang, 40 ribu di Greece dan 130 ribu di Aussy. Jadi bukan hal yang aneh, dirantau ini tiba tiba anda diajak bicara bahasa tagalog. Mereka juga tersebar di Lebanon, New Zealand, Malaysia dan lain lain. Khiusus di negara Nigeria, Libya dan Algier, pekerja Filipino ini umumnya pekerja diindustri migas, yang tentu saja merupakan penghasil devisa filipino perorangan  terbesar. Pemerintah Filipina melindungi warga negaranya yang kerja diluar negeri dengan membuka perwakilan  negara maupun perwakilan NGO filipino. Negara juga menyediakan sekolah agar anak anak pekerja Filipino tetap memiliki value dan cultur  sebagai filipino. Boleh jadi, hampir semua anak anak pekerja imigran filipino sekolah di sekolah filipino yang disediakan negara, bukan di international school. Alasannya sama dengan alasan warga negara India, Pakistan, Bangladesh yang kerja di luar negeri. Mereka beralasan karena murah dan ingin mendidik anaknya sesuai dengan culture dan value bangsanya !!!.  Agar anak anak tidak kehilangan identitas "akar rumput" mereka, agar mampu berbicara dalam bahasa ibu kandung dengan lancar! Bukan itu saja, institusi profesi/keahklian mereka sudah melangkah lebih jauh dengan membuka cabang-chapter. Nah cabang keprofesian luar negeri ini, rajin menyelenggarakan seminar maupun pelatihan bagi anggotanya dinegara bersangkutan. Karena non profit organization, biaya yang dipungut sangat terjangkau buat anggotanya. .   Pernah saya diundang salah satu seminar mereka , memang benar benar berorientasi pengembangan sumberdaya, bukan sekedar hura hura seminar di hotel. Terus terang saya iri dengan program dan rencana jangka panjang keprofesian mereka. Targetnya adalah menjadikan profesinal profesional mereka sebagai the best in class, standards which other measures themselves, patut ditiru. Bagaimana dengan kita ? wah terlalu komplikated kalau diceritakan!! Memang banyak juga dari filipino ini down-graded saat mencari kerja. Misalnya bukan rahasia umum lagi kalau banyak dokter gigi-dentist filipino berkarir sebagai perawat gigi; bergelar master dalam bisnis hanya bekerja sebagai tenaga administrasi; bersertifikasi akuntan justru berkarir sebagai kasir, arsitek bekerja sebagai juru gambar dlsb. Selain itu juga memang ada dampak lain dari go international ini, terutama bagi perkeja wanita, sering terjebak menjadi budak seks majikannya maupun bekerja di sexual ertertainment . Hanya perbandingan buat direnungkan,  siapa tahu suatu saat anda menjadi petinggi di tanah air, dan siap melakukan perubahaan  "quatum leaf" ......... bukan berpasrah diri Salam sxgani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun