Mohon tunggu...
ketut swandana
ketut swandana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pendamping Desa Teknik Infrastruktur (PDTI) P3MD Provinsi Lampung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Masyarakat Indonesia “Dibodohi” Oleh Sinetron yang Tak Layak Tonton!

10 November 2013   20:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:20 5317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13841035701034759869

[caption id="attachment_300758" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi Admin/Shutterstock"][/caption]

Saya paling anti yang namanya Sinetron! Apa yang mau di lihat? Ceritanya ngawur gag mendidik!! Alay bin lebay

Saya bingung kenapa Sinetron tak layak konsumsi seperti itu malah di tayangkan di jam-jam yang vital. Ba’da Magrib, waktu keluarga ngumpul, anak-anak Sedang asyik-asyik nya menonton TV,.

RCTI “Rajanya Sinetron” getol banget menayangkan sinetronnya. Jam-jam vital seperti itu, seharusnya di isi dengan berbagai tayangan yang mendidik menambah wawasan khususnya bagi anak-anak.

Hanya segelintir sinetron yang benar-benar bermutu dan yang lain Buruk.

SCTV “rajanya FTV” tak jauh beda dengan tayangan RCTI. Tidak ada pelajaran yang bisa di ambil dari FTV nya. Kebanyakan ceritanya berisi sepasang kekasih, cinta-cintaan, pergaulan bebas, kehidupan mewah dsb.

Ini dia bukti bahwa Sinetron di Indonesia Tak Layak Tonton:

1.Ceritanya hanya berkisah kehidupan orang-orang kaya, anak pejabat, bekerja di perusahaan besar, dapat warisan tanpa perlu kerja keras.

Hal ini mengajarkan kepada kita, untuk hidup hedonis.

2.Pemeran nya selalu berwajah kinclong, tak ada jerawat sedikitpun. Apa lagi kutil. hehehe. Dari Tukang sapu, sampai pembantu semuanya kinclong.

3.Pemain kerap berpakaian tak sopan, tidak sesuai adat ketimuran. Memakai bikini, rok mini seperti suatu hal yang lumrah.

4.Jalan ceritanya tak masuk akal.

Ada salah satu pemain yang di ceritakan mati,, ee kemudian hidup lagi.

Pemain yang nyamar jadi orang lain, misalnya pakai kaca mata. Bodoh kali, nyamar kaya gitu jelas ketahuan, tapi di ceritanya kok bisa gag ketahuan?heran saya.. sampek gregeten liatnya

Contoh lain, ketika sinetron itu berkisah mengenai anak-anak remaja yang melakukan perkemahan pramuka. Di gambarkan pemeran cowok cewek jadi satu ketika kemah, keluar masuk tenda lawan jenis. Halaaaahh! Pembodohan itu. Memberikan contoh buruk tidak sesuai kenyataan yang ada.

5.Pemain kerap beradegan yang tak pantas. Misalnya: Dikit-dikit Berpelukan di tempat umum, padahal di ceritanya mereka belum ada hubungan suami istri.

6.Ini yang paling membuat miris. Jika sinetron menceritakan kehidupan anak-anak sekolah, ceritanya terlalu mengada-ada.

Misalnya: Siswi yang bebas pake rok mini ketika sekolah, dandan menor, rebutan cowok, naik mobil, kerjan nya Cuma pacaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaan terus di sekolah. Gag ada bagian yang menceritakan pelajaran berlangsung dengan tenang.

Pernah gag Anda perhatikan? Anak-anak sekolah di cerita itu selalu memakai seragam abu-abu putih kalau gag gitu seragam almamater mereka. Kapan ya mereka pakai seragam pramuka. Hehe.

7.Jalan ceritanya terlalu muluk-muluk. Coba lihat Sinetron TERSANJUNG mulai saya lahir sampai SD belum ada ujungnya. Hadeeeeh. Apa karena ratingnya terlalu tinggi, jadi sutradara memanfaatkannya dengan menambah pemeran-pemeran tambahan, yang GJ alias Gag Jelas!

8.Artis nya terlalu lebay

Misalnya aja seorang Ibu yang diberitahu bahwa anak nya kecelakaan pasti si Ibu akan ngomong “ APAAAA?” di bumbui suara musik “jreng jreng” hadeeeh.

9.Beberapa Sinetron Indonesia menjiplak drama Korea. Kreatif dikit donk.

·Saran: Untuk para pelaku industri hiburan jangan hanya mengejar materi dari produksi Anda, pikirkan lah dampak karya Anda. Produksi lah karya-karya yang lebih mendidik, berbobot, dan inspiratif. Kasihan Generasi Muda selalu di jejali tayangan-tayangan yang kurang bermutu seperti itu.

Hmm mm . . . Kapan ya Sinetron Indonesia bisa laku di Pasar Internasional? Seperti drama Korea yang laris manis di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun