Mohon tunggu...
S Wahyuti Nuri M
S Wahyuti Nuri M Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis

Mahasiswa yang menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

“Senandung untuk Ibu”

24 September 2014   14:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:43 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adakah yang lebih menyiksa hatiku selain rindu melihat senyummu?

Adakah yang lebih membuatku gundah gulana selain rindu mendengar tawamu?

Dan adakah yang lebih membuatku bahagia selain perjumpaan kita?

Apakah ada yang lebih membuat hatiku temaram selain belaian kasih sayangmu?

Aku hanya mendengar, mereka menceritakanmu.

Bagaimana rona pipimu ketika engkau tersenyum,

Mengalahkan rona pancaran sinar rembulan.

Bagaimana dengan kerendahan hati engkau berkata,

Menepis ketakutan diantara desiran badai.

Dan bagaimana kehadiranmu begitu menyejukkan.

Aku hanya mendengar mereka berkata tentang engkau.

Perkataan-perkataan itu menjelma menjadi potret.

Selalu mengitari setiap ruang dan angan,

Bergulat dengan kegelisahan dan keputusasaan.

Aku bersenandung,untukmu,

Ibu. .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun