Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Pustal] Lahirnya Sang Bayi Miskin

23 Desember 2015   14:43 Diperbarui: 23 Desember 2015   14:43 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rel kereta api Manggarai"][/caption]

Kepalanya masih gundul
Belum sebulan, jadi wajib memakai jaket
Berjalan di barisan rel kereta api
Di samping gerbong-gerbong tua dan bekas
Di jalan menuju bengkel kereta api Manggarai
/
Universitas kehidupan
Di bawah kereta-kereta rusak
Kemiskinan dan kekumuhan mencapai kesempurnaannya
Ada yang bermain remi atau gaple
Terkadang pasangan memacu adrenalin dengan buas dan intim
/
Erangan dari salah satu kolong
Si Gundul tercekat, seorang wanita sedang melahirkan
Ia menahan kepala bayi
Ia mengeluarkan cairan dari mulut bayi
Bayi menangis
/
Ia bungkus bayi dengan jaket kuningnya
Bayi nampak gagah berlogo Makara kuning berlatar biru
Wanita berpengalaman berucap sopan penuh terima kasih
"Engkau boleh meremas tetekku sepuasmu kalau engkau mau"
Si Gundul pamit, tak pernah jumpa lagi
//

Sumber Gambar: encrypted-tbn3.gstatic.com


— •oo 0θ Φ θ0 oo• —

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun