Dulu saya sekolah di SPG (Sekolah Pendidikan Guru) di Salatiga. Â Sekolah kami yang terletak di jalan Kartini itu memiliki perpustakaan di tengah, dekat kantor guru. Â Gedung perpus adalah salah satu tempat yang berkesan sampai sekarang. Â Di gedung perpus inilah kami para siswa meminjam buku dan berkenalan dengan dunia literasi.
Pada waktu itu ada buku-buku paket yang harus dipinjam di perpustakaan. Â Sebelum mulai pelajaran, siswa disuruh guru mengambil buku paket tertentu. Â Usai pelajaran, siswa diminta untuk mengembalikan buku paket itu ke gedung perpustakaan.
Saat ini gedung SPG almamater kami berubah fungsi menjadi SMA N 3 Salatiga. Â Beberapa bangunan direnovasi, tetapi beberapa bangunan seperti kantor guru, gedung guru masih terlihat bentuk aslinya. Â Gedung perpus mengalami perluasan dan penataan ruangan yang lebih milenial. Â
Saat saya mengunjungi gedung perpus ini karena memanfaatkan waktu luang, saya bertanya kepada petugas, apakah mas B masih bekerja? Â Dijawab sudah pindah kerja. Â
Mengapa saya bertanya mas B? Â Mas B ini karyawan sekolah di bagian perpus yang memiliki keunikan. Â Saya pernah melihat beberapa kali mas B yang memang masih muda ini, mencium dengan mulut kaca rak buku. Â Mungkin saat itu dia rindu atau mungkin sedang nafsu dengan pacarnya, saya cuma berpikir begitu, tanpa bertanya.
Perpusda
Terakhir kali saya memanfaatkan jasa perpus adalah saat merencanakan menulis di kompasiana dengan topik Masjid Agung Demak dan RA Kartini. Â
Saat itu menjelang memasuki bulan April, bulan membicarakan dan memperingati Pahlawan Nasional yang lahir di kota kami, Jepara yakni RA Kartini. Â Saat itu juga menjelang bulan puasa sehingga sangat relevan kalau saya menulis Masjid Agung Demak yang legendaris itu.
Saya meminjam buku-buku itu di Perpusda (Perpustakaan Daerah). Â Perpusda di kota kami terletak di tengah kota, dekat SMAN 1 Jepara. Â Dari alun-alun kota bisa berjalan kaki sekitar 10 menit saja.Â