Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wayang Sarana Katarsis Orang Jawa

16 Februari 2022   14:19 Diperbarui: 16 Februari 2022   14:35 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Karno Pecinta Wayang (Sumber foto: gesuri.id)

Wayang Sarana Katarsis Orang Jawa

Oleh: Suyito Basuki

Viralnya pemberitaan pernyataan seorang ustad Khalid Basalamah di video tentang pemusnahan wayang, menjadikan tanggapan yang beragam.  Bagi komunitas pekerja seni pedhalangan khususnya, dan pecinta wayang umunya, ini jelas pernyataan yang mengejutkan.  

Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Eks Keresidenan Banyumas Jawa Tengah bahkan berencana melaporkan pernyataan ustad tersebut ke pihak kepolisian.  

Seorang artis, Sandy Tumiwa telah melaporkan ustad tersebut ke Bareskrim Polri.  Berita terakhir menyebutkan bahwa ustad Khalid Basalamah telah mengklarifikasi pernyataan yang ia buat tersebut katanya hanya untuk kalangan pengajian yang diadakan dan itu pun hanya menjawab pertanyaan seorang penanya yang kebetulan berprofesi sebagai seorang dalang yang ingin bertaubat.

Apakah wayang yang telah diakui sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga oleh UNESCO 7 Novemver 2003 itu perlu dimusnahkan? Jawab saya: jangan.  Mengapa?  Banyak alasan baik subyektif maupun obyektif yang bisa menjelaskan mengapa saya menjawab: jangan.  Salah satu jawaban saya secara obyektif adalah bahwa wayang telah menjadi sarana katarsis bagi orang Jawa.

Apa itu Katarsis

Katarsis adalah istilah yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud  yang kemudian populer dalam dunia filsuf Yunani kuno yang merujuk pada pembersihan diri atau penyucian diri.  Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian katarsis adalah kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis.

Dalam masyarakat Yunani Kuno katarsis dapat dilakukan dengan menikmati karya seni sehingga penyucian emosi dengan cara  pengamatan estetis.  Aristoteles memiliki pendapat bahwa seseorang yang melihat pementasan teater akan mengalami penyucian dalam dirinya.  

Dalam dunia psikologi, katarsis dipahami sebagai upaya pelampiasan emosi yang positif agar seseorang merasa lebih lega dan bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan perasaan yang lebih baik.  Bentuk pelampiasan secara positif itu antara lain: bercerita atau curhat dengan teman; berolah raga; bernyanyi; berteriak; dan menulis. Dengan demikian perasaan yang membebani seperti kemarahan, putus asa, merasa bersalah dapat tersalurkan melalui aktifitas-aktifitas tersebut sehingga kemudian didapatkan ketenangan dan kepuasan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun