Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Godod Sutejo, Art Gallery dan Homestay-nya

15 Desember 2021   05:07 Diperbarui: 22 Desember 2021   08:08 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Godod Sutejo, Art Gallery dan Home Stay-nya

Oleh: Suyito Basuki

Godod Sutejo adalah salah seorang pelukis  Yogjakarta yang tak asing lagi. Rumah tinggalnya yang sekaligus menjadi sanggar dan "showroom" lukisannya beralamatkan di Gang Rakhmat Jalan Suryodiningratan Yogyakarta. Dengan memakai empat kamar, maka rumah tinggalnya itu dijadikannya juga home stay.  Sehingga ada papan di depan rumahnya: P@SNYA SENI GODOD Art Gallery & Homestay.

Lukisan Godod Sutejo, seperti pengakuannya, bertemakan alam sepi.  Oleh karena itu ketika melihat lukisan-lukisan alumni ASRI  (Akademi Seni Rupa Indonesia) lulus 1977 dan lulus sarjana STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia atau sekarang Institut Seni Indonesia) 1982 ini, akan dijumpai lukisan dengan keluasan yang lebar dengan komposisi warna warni dengan aktivitas manusia yang semuanya digambarkan kecil-kecil, nyaris bagaikan noktah-noktah yang tersebar di alam raya.  

"Orang yang melihat lukisan saya, akan menjadikan jiwanya tenang dan itu bisa menjadi terapi secara psikologi." Demikian terangnya.  Maka penikmat seni rupa, siap-siaplah sembuh, saat melihat lukisannya hehehe...

Godod Sutejo, pelukis kelahiran 12 Januari 1953, di Dusun Tameng, Kelurahan Girikikis, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri yang sempat malang melintang menjadi koordinator FKY (Festival Kesenian Yogyakarta) beberapa kali ini, bercerita saat saya temui di rumahnya, Selasa 14 Desember 2021 kemarin, bahwa pandemi corona ini membawa dampak yang besar bagi kehidupannya.  

Kalau sebelum masa pandemi, selain lukisan-lukisannya, bisa ditemui berbagai barang antik di rumahnya, berwujud radio transistor, setrika dari berbagai jaman dengan berbagai bentuk, lampu strongking lawasan dan lain-lain, sekarang ini barang-barang antik itu sudah tidak ada lagi.  "Dijual untuk kebutuhan ekonomi, karena jual lukisan dan home stay lagi sepi," demikian ujarnya sambil tertawa.

Home Stay yang sebelum masa pandemi ramai pengunjung terutama dari wisatawan benua Eropa, sejak pandemi sama sekali tidak ada pengunjung. Hanya akhir-akhir ini, setelah pandemi mereda  mulai ada pengunjung wisatawan lokal.  Konsep yang ditawarkan di Home Stay-nya sebenarnya bagus.  

Pengunjung tidur nyaman dan bangun akan dihibur dengan berbagai lukisan Godod Sutejo yang dihiaskan di setiap kamar.  Jadi serasa berada di sebuah museum lukisan. Selain menikmati eksotiknya pusat Yogyakarta yang tidak seberapa jauh dari Home Stay-nya, juga berkesempatan menikmati eksotiknya galeri seniman lukisan yang memiliki dedikasi tinggi terhadap karyanya ini.

Belum lama ini, tanggal 11-12 Desember 2021 yang baru lalu, Godod Sutejo mengadakan sebuah festival yang disebutnya: Festival Bukit Moyeng. 

Festival ini bertajuk: menapak bukit, menyapa langit, melestarikan budaya sembari menyongsong matahari (nungsung suryo). Adapun lokasinya di Bukit Menoreh, Moyeng, Dusun Banaran, Pendowoharjo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo DIY.  

Untuk sampai di lokasi, peserta memang harus ekstra mengeluarkan energi karena setelah melewati tanjakan di Nanggulan, kemudian lanjut Kentheng  ke arah barat, setelah masuk jalan cor blok akan sampai di lokasi parkiran di area rumah penduduk.  Setelah itu peserta berjalan kaki sekitar 500 meter hingga sampai di lokasi.  

Tenda atau alat camping bawa sendiri atau tersedia rental, termasuk alat masak.  Tidak ada listrik di campsite.  Acara berlangsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Pengakuan Godod, Bukit Moyeng itu akan dikembangkannya menjadi desa wisata.  "Tetapi sangat mahal biayanya, belum terjangkau, tetapi semoga dapat terlaksana," demikian terangnya dengan  optimis.

Sebuah festival yang sedang dipersiapkannya adalah festival keris.  Godod Sutejo ingin sekali generasi milenial sekarang ini juga menyukai dan merasa "handarbeni" terhadap budaya keris, salah satu hasil budaya masyarakat Jawa yang adiluhung.  

Oleh karenanya, Godod Sutejo yang mengaku sebagai bagian dari Tim 9 Keris Yogyakarta, saat ini sedang membuat desain-desain keris dengan luk (lekuk) genap yang nantinya akan dibuatkan "warangka " (tempat) yang transparan.  "Ini belum pernah ada," terangnya.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Semoga sukses segala rencana Godod Sutejo ke depan.  Saya dan istri pamit pulang, eh malah kami diberi oleh-oleh sebuah lukisan dengan ukuran kanvas 1x1 m. Waduh, saya terpesona dengan kebaikan hatinya, seorang seniman meski dalam situasi pandemi yang sulit masih bisa memberikan karyanya, gratis untuk kenang-kenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun