Mohon tunggu...
Dimas Suyatno
Dimas Suyatno Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka jalan-jalan di akhir pekan

Suka trevelling, tinggal di Solo | @dimassuyatno Bisa dihubungi via email thezatno@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yuk Pesta Payung di Festival Payung Indonesia

11 September 2015   10:24 Diperbarui: 12 September 2015   09:27 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Payung dalam tradisi keseharian merupakan alat untuk menutupi tubuh dari panas dan guyuran hujan. Payung atau umbrella dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin "umbra", yang berarti bayang-bayang. Payung sudah digunakan oleh manusia sejak 4.000 tahun yang lalu. Awalnya payung kuno didesain khusus hanya untuk melindungi sang pemakai dari terik panas matahari, namun akhirnya didesain juga untuk pelindung terhadap hujan. Ragamnyapun beraneka jenis. 

Di Indonesia kita mengenal Tasikmalaya yang bisa dibilang sebagai sentra payung tradisional. Namun tahukah anda, bahwa ternyata ada banyak daerah di Indonesia yang juga menjadi pusat produksi payung-payung tradisional. Ada Juwiring di Klaten, Kalibagor di Banyumas dan beberapa daerah lainnya seperti Bali, Riau dan lain-lain. Masing-masing daerah memiliki kekhasan tersendiri.

Terinspirasi dari beragam payung yang ada di Indonesia, sebuah lembaga di Solo menggelar Festival Payung Indonesia. Festival ini diselenggarakan secara tahunan oleh Mataya arts & heritage dan bekeria sama dengan pemerintan Kota Solo dan kementerian Pariwisata Rl, pertama kalinya diadakan pada tahun 2014.  Dan pada tahun 2015 ini, Kemendikbud RI juga mendukung Festival Payung Indonesia, yang akan diselenggarakan pada 11-13 September 2015, di Taman Balekambang dengan tema 'umbrella reborn', payung lahir kembali dalam kebaruan artistik visual, dihadiri oleh peserta dari dalam dan luar negeri.

Festival Payung lndonesia diikuti oleh peserta Kabupaten Bau Bau (Sulawesi Tenggara), Palu (Sulawesi Tengah), Kabupaten Kuantan Sengingi (Riau), Padangpanjang (Sumatra Barat), Bengkulu, Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Yogyakarta, Banyumas, Solo, Pekalongan, Klaten, Bali dan Malang. Tiga negara juga berpartisipasi, yaitu Cina, Jepang dan Thailand. Para peserta akan mengekspresikan karya-karya dalam agenda acara : Pasar Payung, Workshop,  Tari payung, Solo Dance Festival, Karnaval Payung, Sarasehan & Refleksi 'Di bawah Payung lndonesia', pembicara Taufiq Razen (budayawan) dan Heri Priyatmoko (sejarawan).

Partisipan dari Cina, Mi Chen dan Jinze Lyu (designer payung ‘bamboo words’) akan memberikan workshop. Dari Thailand akan memberikan worshop, tampil di fashion show, dan lukis payung.  Dari Jepang, Jasmine Okubo dan Miray Kawashima hadir dalam Solo Dance Festival. Adapun rute karnaval payung : Gelanggang Pemuda Bung Karno - stadion Manahan - Ji. Adi Sucipto - Mt. Haryono - Ji. Raden Mas Said -Taman Balekambang.

[caption caption="Menara Payung Harapan, spot paling disukai untuk berselfie ria"]

[/caption]

Menariknya, biar mengikuti tradisi kekinian anak muda. Panitia membuat beragam kreatifitas mulai dari menara payung harapan yang memanjakan anak muda yang suka berselfie ria hingga untaian payung diatas awan. 

[caption caption="Pembuatan Payung Rajut"]

[/caption]

[caption caption="Ada yang tau ini bahannya dari apa? ... plastik pembungkus kopi sachet"]

[/caption]

[caption caption="Ornamen payung dipasang diberbagai sudut taman Balekambang"]

[/caption]

[caption caption="Ornamen patung dari bambu"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun