Mohon tunggu...
I Wayan Suyanta
I Wayan Suyanta Mohon Tunggu... Ilmuwan - Swadharma pada Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Pengajar di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Bali. S3. Pendidikan Luar Sekolah, (2017) Universitas Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika dan Moralitas Pendidikan (Bagian 3 Tanggung Jawab)

2 Juni 2020   09:31 Diperbarui: 2 Juni 2020   09:30 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Paparan etika dan moralitas pendidikan dapat kita bahas dengan rasa bertanggung jawab. Baik oleh guru, peserta didik, ataupun penentu kebijakan pendidikan atau pun stakeholder lainnya. Sikap bertanggung jawab tersebut dapat kita klasifikasikan menjadi empat, diantaranya:

Pertama. Kesediaan melakukan apa yang harus dilakukan atau dibebankan kepada kita. Kita merasa terikat untuk menyelesaikannya, demi tugas itu sendiri. Sikap itu tidak memberikan ruang pada pamerih kita. Karena kita terlibat dalam pelaksanaannya, perasaan seperti malas, takut, malu tidak mempunyai tempat untuk berpijak.

Kita akan melaksanakannya tugas-tugas pendidikan sebaik mungkin, meskipun dituntut pengorbanan atau ada sesuatu yang kurang menguntungkan atau bahkan ditentang oleh orang lain.

Tugas itu bukan sekedar masalah dimana kita berusaha untuk menyelamatkan diri tanpa menimbulkan kesan buruk, melainkan tugas itu kita rasakan sebagai sesuatu yang harus kita emong, kita pelihara, kita selesaikan dengan baik, bahkan andaikata tidak ada orang lain yang perduli terhadap tugas tersebut.

KEDUA, SIKAP BERTANGGUNGJAWAB MENGATASI SEGALA ETIKA PERATURAN.

Etika peraturan hanya mempertanyakan apakah sesuatu boleh atau tidak. Sedang sikap bertanggungjawab merasa terikat pada yang memang perlu, dan terikat pada nilai yang mau dihasilkan. Dapat dicontohkan seorang pegawai Tata Usaha Sekolah akan memberitahukan pada Kepala Sekolah apabila mesin mobil yg ada di garasi masih menyala, walau si pegawai melanggar peraturan, dilarang menginformasikan sesuatu pada Kepala Sekolah semasih ada Rapat Dalam Kantor.

Ketiga, WAWASAN  ORANG YG BERSEDIA BERTANGGUNGJAWAB SECARA PRINSIP TIDAK TERBATAS.

Seseorang yang bertanggung jawab tidak membatasi diri pada apa yang menjadi urusan dan kewajibannya, melainkan merasa bertanggungjawab dimana saja diperlukan. Bersedia untuk mengerahkan seluruh tenaganya dan kemampuannya dimana ia ditantang untuk menyelamatkan sesuatu. Dia selalu bersikap positif, kreatif, kritis, dan objektif. Apabila tetangganya dirampok, ia tidak bersikap masa bodoh, melainkan segera menghubungi polisi. Apabila ia melihat kecelakaan, ia berusaha menolong.

Sikap Bertanggungjawab yang keempat, KESEDIAAN BERTANGGUNG JAWAB TERMASUK KESEDIAAN DIMINTA, DAN UNTUK MEMBERIKAN, PERTANGGUNGJAWABAN ATAS TINDAKAN, PELAKSANAAN TUGAS dan KEWAJIBANNYA. Kalau ia ternyata lalai atau melakukan kesalahan, ia bersedia untuk dipersalahkan. Ia tidak akan melempar tanggung jawab yang dibuatnya kepada bawahan. Sebaliknya, sebagai atasan ia, dlm hubungan dgn pihak luar, bersedia untuk mengaku bertanggungjawab atas suatu keteledoran, meskipun yang sebenarnya bertanggung jawab adalah seorang bawahan.

Demikian sikap bertanggungjawab yang dapat membawa seluruh stakeholder pendidikan dapat memperbaiki seluruh etika dan moralitas pendidikan yang ada di dunia ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun