Penggunaan Internet of Things dalam pembelajaran daring bertujuan untuk memudahkan guru dan murid dalam proses pembelajaran daring, serta memudahkan proses absensi dan pengumpulan tugas siswa
Novera Kristanti dari Universitas Palangkaraya menyebutkan bahwa di bidang pendidikan IoT memiliki peran yang penting untuk membantu organisasi dalam memantau dan mengontrol aktivitas pendidikan.Â
Seperti beberapa kegiatan yakni untuk mengontrol pintu masuk dan keluar, memantau akses di perpustakaan, dan membantu memantau kehadiran mahasiswa dan staff. Dengan memanfaatkan IOT di dalam pelayanan pendidikan kecepatan dan keakurasiannya bisa terjamin.
Di sini jelas bahwa pemanfaatan Internet of Things (IOT) selain mendukung proses administrasi di sekolah, juga sangat mendukung proses belajar mengajar. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena kedua hal tersebut seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan namun saling melengkapi. Semua memiliki peran yang sama kuat untuk mencapai tujuan.
Penerapan Internet of Things (IOT) di sekolah, juga akan menjadi sebuah branding bagi sekolah tersebut bahwa sekolah tersebut adalah sekolah yang maju. Sebaliknya sekolah yang kurang peduli dengan pemanfaatan Internet of Things (IoT) di sekolah juga menjadi branding bahwa sekolah tersebut dianggap sebagai sekolah yang ketinggalan zaman.
Kendala
Lalu mengapa antar sekolah berbeda-beda di dalam penerapan Internet of Things (IoT) di dalam pembelajaran? Atau berbeda-beda dalam memanfaatkan Internet of Things (IOT) di dalam mendukung proses administrasi di sekola? Ada beberapa factor yang menyebabkan mengapa sebuah instansi sekolah begitu baik penerapan IoT nya.
Pertama, sumber daya manusia (SDM). Yang menjadi pokok persoalan pertama adalah sumber daya manusia (SDM). Kesiapan, kemampuan, dan kemauan sumber daya manusia (SDM), baik kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya adalah kunci sebuah perubahan.Â
Kesiapan menghadapi perubahan, kemampuan melaksanakan perubahan, dan kemauan untuk melakukan perubahan. Berpikir terbuka, maju, kreatif, dan inovatif menjadi landasan bagi sebuah instansi untuk terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dari hari ke hari.
Kedua, biaya. Penerapan Internet of Things (IOT) memerlukan biaya yang tidak sedikit pada awalnya. Perlu investasi awal yang cukup besar. Namun demikian apabila disandingkan dengan manfaat secara luas dan jangka panjang biaya besar itu tidak seberapa. Â Seorang kepala sekolah harus memiliki visi dan misi ke depan yang jauh sehingga kendala-kendala bisa diatasi dengan baik dan tujuan jangka panjang langkah demi langkah dapat dicapai secara bertahap.
Ketiga, kepedulian. Menurut Kadarina & Priambodo dalam Dedikasi Sains dan Teknologi Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1, Mei 2021 disebutkan bahwa Penguasaan masyarakat Indonesia terkait IoT masih sangat minim, padahal kemampuan  menerapkan IoT akan  sangat  bermanfaat  untuk  meningkatkan  produktivitas  dan  menyelesaikan  berbagai  permasalahan di masyarakat.Â