Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selalu No 1, Positioning Politik Jokowi

18 Mei 2013   22:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:22 2444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13688902291290970896

[caption id="attachment_244147" align="aligncenter" width="570" caption="Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (dua dari kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Jokowi (Jaringnews/M Hendra)"][/caption] Komunikasi pencitraan politik ala Joko Widodo (Jokowi) selalu memposisikan dirinya sebagai nomor satu. Ia tak membuka celah sedikit pun untuk tersebarnya pesan ke publik, bahwa Jokowi tipe politisi yang bisa didudukkan sebagai "wakil". Jokowi selalu nomor satu. Bahkan, jadi follower SBY pun Jokowi ogah. Masih ingat ketika jurnalis bertanya pada Jokowi soal mengapa ia tak mefollow akun Twitter SBY? Jawaban Jokowi sambil tertawa adalah ini: "Saya kasih tahu ya, Jokowi itu bukan follower." Nah loh. Hal lebih kurang sama ketika Jokowi ditanya jurnalis apa tanggapannya terkait elektabilitasnya yang tinggi dalam survei capres dan cawapres. Dengan nada bercanda Jokowi heran dengan elektabilitasnya yang tinggi namun ditempatkan sebagai cawapres dalam beberapa survei. "Masak rengking satu jadi cawapres, rating tinggi cawapres, ini guyon loh," ujar Jokowi di Kantor Balai Kota, Jakarta, sebagaimana dikutip dari merdeka.com, Senin (18/3) lalu. Positioning pencitraan diri ala Jokowi demikian sangat penting andai konstalasi dan konfigurasi politik berubah menuju 2014 (skenario 1) atau 2019 (skenario 2). Jokowi telah memasang "tanda" bahwa ia bukan tipe follower, bukan anak buah, bukan wakil. Ia adalah nomor satu. Partai politik tempat Jokowi bernaung pun (PDI Perjuangan) akan mengetahui dengan pasti pendirian Jokowi yang kokoh tak tergoyahkan sebagai nomor satu tersebut. Begitu pula parpol-parpol lainnya andai hendak berkolaborasi dengan Jokowi, jangan sekali-kali menawari Jokowi sebagai "wakil". Efeknya, sebagaimana terlihat dalam kisah Rosiana Silalahi saat memandu acara Rossy Goes to Campus di Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta, Sabtu (18/5) malam ini. Dalam acara ini hadir pula Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Rossy bertanya pada Ahok dengan nada provokatif. "Anda ini mau jadi apa?" tanya Rossy sebagaimana dikutip dari jaringnews.com (18/5). "Beberapa hari ini, media massa kita mendengar bahwa yang akan maju di Pilpres itu adalah Jokowi dan Gita Wirjawan. Berarti jika itu benar, Ahok akan jadi Gubernur DKI?" tanya Rossy lagi, yang dijawab Ahok dengan senyuman. Sebagaimana luas diberitakan bahwa Gita Wirjawan akan mengikuti konvensi Partai Demokrat untuk menjadi Capres partai ini tahun 2014 mendatang, sekalipun, menurut penuturan Gita sendiri, belum ada restu dari SBY. Namun Gita nampak jelas sudah membangun citra dan persiapan untuk itu. Itulah positioning politik seorang Jokowi. Sederhana tapi penting, kokoh, dan meyakinkan. Selalu nomor satu! (SP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun