Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Loh, Kok UGB Jadi GB?!

7 Mei 2014   18:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:45 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

JANGAN GITULAH. Kok tiba-tiba UGB jadi GB (saja), U-nya ke mana? Giliran tersangkut masalah hukum kasak-kusuk hilangkan U-nya. Memangnya seorang ustad (U) tidak mungkin melanggar hukum, apa?

Dulu, sebelum tersangkut masalah hukum, publik mengenal Susilo Wibowo dengan panggilan seleb nan religius sebagai "Ustad Guntur Bumi" (UGB). Tiba-tiba sekarang berubah jadi Guntur Bumi (GB), saja, mentang-mentang si dia tersangkut masalah hukum.

Mirip-mirip politisi partai yang tersangkut masalah hukum sewaktu aktif di partai dengan memanfaatkan pengaruh politis di partainya. Tiba-tiba fungsionaris partai rame-rame memutus keterkaitan si politisi dengan partainya. Trik klasiknya: perbuatan oknum.

Jika demikian logikanya, artinya, ustad itu bukan manusia melainkan malaikat. Politisi bukan manusia melainkan malaikat. Karena dalam teologi hanya malaikat yang tak pernah salah.

Kalangan rasional, agnostik dan ateis tentu saja minta keberimbangan yang adil. Biarlah ustad tetap dipanggil ustad saat si ustad melanggar hukum: korupsi, terorisme, pencabulan, sodomi, penipuan, pemerkosaan, dll.

Memang sih ustad bukan gelar resmi akademik yang bisa dipasang dan dicabut dengan alasan tertentu. Namun demikian, tetap melekatkan gelar ustad di pribadi yang berlumur dosa akan sesuai dengan realitas kemanusiaan yang sarat dengan pertarungan baik dan buruk di dalam dirinya. Toh, ustad kotor mungkin saja bertobat.

Coba, giliran orang dicap liberal, agnostik, ateis, sekuler melanggar hukum. Apakah cap demikian akan dicabut juga dari kosa kata sosiologis? Misalnya, cap itu diganti ustad? Tentunya tidak. Malahan akan makin diperkuat lagi: itu lihat orang ateis sih.

(Sutomo Paguci)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun