Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berkendara 10 Jam Demi Menikmati Air Terlezat di Dunia Ini!

28 April 2017   12:02 Diperbarui: 5 Januari 2018   08:57 3343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber air di lembah sebelah kanan shelter 3 (dokpri)

Berkendara 10 jam, jalan kaki 3 hari, bermalam di tengah rimba banyak harimaunya, demi menikmati air terlezat di dunia ini.

Mungkin ini agak lebay. Tapi itulah kenyataannya. Dimana sudah saya utarakan pada tulisan terdahulu (lihat di sini), bahwa selalu ada alasan untuk mendaki gunung Kerinci, di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Pulau Sumatera, Indonesia.

Salah satu alasan itu adalah: untuk menikmati air suci, air mineral alami di puncak gunung yang tersembunyi, air paling lezat yang pernah saya minum seumur hidup. Saking lezatnya, saya sampai kesulitan untuk melukiskannya dengan kata-kata.

Sumber air itu, abaikan vandalismenya, diambil bulan September 2016 lalu (dokpri)
Sumber air itu, abaikan vandalismenya, diambil bulan September 2016 lalu (dokpri)
Rasa-rasanya saya sudah pernah menikmati semua air mineral kemasan branded yang beredar di Indonesia. Semua lewat! Masih jauh lebih lezat air yang saya buru ini.

Saya juga telah menikmati air alami di rimba-rimba tersembunyi, di ceruk-ceruk telaga, di lembah-lembah angker yang sunyi, di tempat-tempat yang tak pernah di sangka orang. Namun semua air tersebut belum mampu mengalahkan candu air di puncak gunung Kerinci ini.

Gunung Kerinci dilihat dari jalan menjelang pintu rimba jalur Kersik Tuo (dokpri)
Gunung Kerinci dilihat dari jalan menjelang pintu rimba jalur Kersik Tuo (dokpri)
Beginilah pemandangan puncak gunung Kerinci dilihat dari Danau Gunung Tujuh (dokpri)
Beginilah pemandangan puncak gunung Kerinci dilihat dari Danau Gunung Tujuh (dokpri)
Saya juga telah beberapa kali minum air Zamzam. Mohon maaf, ini tidak terkait SARA, atau keyakinan keagamaan apapun, tetapi harus saya katakan, air dari puncak gunung Kerinci ini masih lebih lezat.

Sungguh ajaib. Air yang bersumber dekat sekali dengan kawah gunung berapi tapi tidak berbau belerang sedikit pun, terutama saat airnya jernih, yaitu ketika ceruk sumber airnya tidak tersapu air bah saat hujan lebat.

Sumber air itu berada jauh di dasar lembah ini (dokpri)
Sumber air itu berada jauh di dasar lembah ini (dokpri)
Airnya sangat bening. Bisa langsung diminum saat itu juga tanpa harus dimasak dahulu. Ketika air itu masuk ke kerongkongan....nyezzz! Rasa segar luar biasa menjalar ke seluruh pori-pori tubuh. Capek dan ngantuk rasanya hilang seketika.

Namun, seolah telah menjadi pakem, hukum besi, di manapun, bahwa sesuatu yang enak, sesuatu yang indah, selalu sulit untuk dicapai. Butuh perjuangan ekstra besar untuk mendapatkannya. Dalam batas tertentu, butuh perjuangan bertaruh nyawa. Tapi menantang. Dan berhadiah!

Menyusuri lembah curam menuju sumber air (dokpri)
Menyusuri lembah curam menuju sumber air (dokpri)
Dari tempat saya tingggal, di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, butuh waktu sekitar 5-6 jam berkendara hingga sampai ke Pos R10, tempat pendaftaran bagi para peziarah yang akan mencapai puncak gunung Kerinci, tempat terdekat air ini berada.

Perjuangan baru dimulai. Setelah mendaftar, biasanya menjelang atau setelah siang, jalan kaki pun dimulai. Tak lama berjalan kemudian akan masuk ke rimba belantara yang lebat dan lembab, masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), warisan dunia UNESCO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun