Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Air Terjun Sarasah Dua Tahun Kemudian

15 Februari 2015   22:56 Diperbarui: 29 Januari 2017   07:38 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_351251" align="aligncenter" width="300" caption="Air Terjun Sarasah, Minggu, 15/2/2015."][/caption]

Waktu saya berkunjung ke Air Terjun Sarasah, Ulu Gadut, Padang, dua tahun yang lalu (2013), sebagaimana ditulis dalam artikel ini, suasananya benar-benar asyik karena empat hal ini: indah, sejuk, alami dan bersih.

Waktu itu pengunjungnya masih sedikit, bahkan di hari libur sekalipun, paling-paling satu dua orang. Di sinilah daya tarik tambahannya. Wisata alam yang dekat dengan pusat kota, tetapi masih alami dan sepi pengunjung.

[caption id="attachment_351252" align="aligncenter" width="300" caption="Keramaian pengunjung berjalan kaki ke air terjun Sarasah, Minggu, 15/2/2015."]

1423989190906378241
1423989190906378241
[/caption]

Setahun terakhir mendadak air terjun ini diserbu pengunjung, banyak sekali pengunjung, terutama di hari libur. Jadilah suasananya seperti pasar. Di mana-mana terlihat gerombolan orang. Ada yang merokok, mandi, makan, selfie, dst.

Kosentrasi manusia di waktu bersamaan tentu saja menghasilkan sampah organik dan anorganik. Sampah plastik terlihat bertebaran di mana-mana. Beberapa di antara pengunjung nampak buang hajat di balik batu.

[caption id="attachment_351253" align="aligncenter" width="400" caption="Banyaknya pengunjung terlihat dari parkiran motor. Ini baru di satu tempat."]

14239894531141520488
14239894531141520488
[/caption]

Pada sisi lain, ramainya pengunjung berdampak positif bagi warga setempat. Andi, misalnya, setahun terakhir ketiban rezeki dari ramainya pengunjung. Andi dan istrinya buka warung dan menyediakan halaman rumahnya untuk tempat parkir motor.

Saya perhatikan umumnya pengunjung datang secara berombongan. Sekedar saran, akan lebih baik jika setidaknya satu dua orang diantara anggota rombongan menjadi relawan untuk mengumpulkan sampah yang dihasilkan lalu membawanya kembali ke bawah untuk dibuang di tempatnya. Syukur-syukur jika tiap orang membawa kembali sampahnya.

Pemerintah setempat atau organisasi pencinta alam dapat berperan lebih nyata. Antara lain dengan membuat spanduk himbauan di tempat pengunjung memarkir kendaraannya, misalnya dengan kalimat "Dilarang Membuang Sampah di Air Terjun. Sampah Harap Dibawa Pulang."

(Sutomo Paguci)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun