Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sadarilah, Beberapa Orang Memang Tidak Cocok Punya Anak

28 Agustus 2021   09:47 Diperbarui: 28 Agustus 2021   17:01 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (freepik.com)

Perdebatan seputar "child free" kembali menghangat menyusul pernyataan YouTuber dan influencer Gita Savitri Devi dan suami, Andre Partohap, untuk tidak ingin memiliki anak atau keturunan, seumur hidup mereka.

Child free merupakan istilah yang merujuk pada setiap orang atau pasangan yang tidak ingin memiliki anak. Gita Savitri dan suaminya masuk dalam golongan child free.

Ada banyak kemungkinan orang atau pasangan memutuskan untuk tidak memiliki anak, mulai faktor kesehatan, keuangan, ingin fokus pada karir, tidak mau repot, dan sebagainya. 

Sekarang mari kita lihat dengan seksama, rasional dan kepala dingin tentang konsep "perlindungan anak" dalam UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana diubah dengan UU No 35 Tahun 2014. Dari sana kelihatan, tidak setiap orang cocok punya anak.

UU ini menggariskan, perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Kemudian, disebutkan asas-asas atau prinsip perlindungan anak, mulai dari nondiskriminasi; kepentingan terbaik bagi anak; hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan penghargaan terhadap pendapat anak.

Apapun yang dilakukan terhadap anak tidak boleh keluar dari asas tersebut di atas. Bila keluar dari asas, pada saat itulah terjadi perkosaan terhadap hak-hak anak yang bersifat melanggar hukum.

Bagaimana mau mengharapkan membesarkan, mendidik dan melindungi anak secara berkualitas bagi orang-orang yang mengalami penyakit mental, seperti psikopat, delusi, dan sebagainya. Lingkungan keluarga akan beracun.

Bayangkan kembali film Joker, bagaimana pasangan Penny Fleck dan teman kumpul kebonya, yang sama-sama berpenyakit mental, membesarkan Arthur Fleck kecil hingga tumbuh menjadi pribadi yang sakit secara fisik dan mental.

Kisah pengasuhan anak oleh orang-orang berpenyakit jiwa seperti film Joker banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sulit menemukan berita anak-anak disiksa, dibunuh, dijual, dijadikan objek seks, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun