Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mencari Damai ke Telaga Dewi

23 Juni 2020   11:27 Diperbarui: 23 Juni 2020   11:23 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah tenda di tepian telaga Dewi (Dok. Sutomo Paguci)

Telaga Dewi berada di puncak gunung Singgalang pada ketinggian sekitar 2.800 meter di atas permukaan laut.

Untuk mencapainya, para peziarah harus mendaki dari titik awal dekat tower RCTI-TVRI, di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.

Pendaki merayap melalui tanjakan demi tanjakan. Seolah tak ada habisnya. Tujuh jam lamanya. Sangat meletihkan. Pantas saja tak banyak pendaki sanggup ke sini.

Keletihan itu terbayar lunas setelah sampai di telaga Dewi. Entah mengapa rasa capek seolah lesap setelah sampai di telaga ini.

Hampir sampai di telaga Dewi (dokpri)
Hampir sampai di telaga Dewi (dokpri)
Dengan luas sekitar satu hektar, air telaga Dewi nampak tenang pada saat cuaca cerah tak berangin. Tenang seolah berhenti bernafas.

Sebaliknya, sore hari saat berkabut, danau seolah bernafas, melepas uap mengandung air ke langit lepas.

Sekeliling telaga berpagar pohon cantigi berusia ratusan tahun. Bentuk pohon ini sangat khas. Saat cuaca berkabut, pepohonan di sekitar telaga nampak dramatis.

Telaga seolah sedang bernafas (dokpri)
Telaga seolah sedang bernafas (dokpri)
Pada akhir Minggu tak begitu banyak pendaki, apalagi hari kerja. Benar-benar tempat yang pas untuk merasakan kedamaian alam.

Duduk sunyi sepi sendiri di tepian telaga jadi saat pas untuk merasakan sensasi menyatu dengan alam.

Betapa nikmat menghirup udara gunung yang sejuk. Sepenuh paru-paru, lalu lepas dengan perlahan. Ada kelegaan bisa lepas sesaat dari hiruk pikuk kota.

Begitu tenang dan damai (dokpri)
Begitu tenang dan damai (dokpri)
Di sini tak ada persengketaan hidup, tak ada konflik, tak ada perdebatan, dan iri dengki anak manusia. Semua peziarah diterima sang telaga tanpa bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun