Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengenal Zona Kematian di Gunung Singgalang

21 April 2018   20:34 Diperbarui: 24 Mei 2021   21:41 7038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisi selatan Telaga Dewi Gunung Singgalang (Dokumentasi Pribadi)

Berbeda dengan zona kematian Blank 75 di gunung Semeru yang terkesan mengerikan karena berupa jurang yang dalam, zona kematian di trek menuju puncak gunung Singgalang nampak biasa saja, sama sekali tidak seram, jalurnya sangat jelas dan bersih, serta areanya relatif terbuka dan indah. 

Walau demikian telah beberapa orang hilang lenyap tak tahu rimbanya di zona kematian gunung Singgalang tersebut. Korban lesap begitu saja, tak ditemukan jasadnya hingga saat ini. Benar-benar membuat penasaran!

Zona mematikan di gunung Singgalang berada di antara area tempat kemping di Cadas menuju Telaga Dewi, di ketinggian sekitar 2700-2820 mdpl. Di sini lebih separuh treknya terbuka, hanya ada pohon-pohon kecil. Setelah mendekati Telaga Dewi barulah ada pohon-pohon yang cukup tinggi. Tidak ada jurang atau area yang dipandang membahayakan.

Trek cadas. Di bawah nampak tenda pendaki (dokpri)
Trek cadas. Di bawah nampak tenda pendaki (dokpri)
Yang paling terkenal adalah kejadian ini. Diceritakan, suatu hari, 18 Oktober 1988, dua orang siswa SMA 1 Padang bernama Iwan Siswadi dan Yahya Weri, yang tergabung dalam kelompok pencita alam Galapagos di sekolahnya, berjalan menuju Telaga Dewi dari area tempat kempingnya di Cadas. Keduanya telah berpesan demikian kepada teman-temannya yang tinggal di Cadas.

Setelah waktu berlalu cukup lama, namun Iwan dan Yahya belum juga kembali, kawan-kawannya mulai curiga. Akhirnya, beberapa temannya menyusul mencari ke arah Telaga Dewi. Namun Iwan dan Yahya tidak ditemukan!

Menyadari Iwan dan Yahya hilang, teman-temannya turun mengabarkan pada masyarakat sekitar gunung Singgalang dan orang tuanya. Kebetulan salah satu korban yang hilang tersebut adalah putera Kapolda Sumatera Barat waktu itu.

Pencarian besar-besaran pun dilakukan. Waktu itu pencarian melibatkan ribuan masyarakat Sumatera Barat, bahkan hingga Riau dan Jambi. Dilakukan selama berhari-hari. Titik tempat kedua survivor dinyatakan hilang disisir dengan rapi. Sekeliling gunung Singgalang mulai dari kaki hingga puncaknya disisir oleh ribuan orang. Namun survivor tetap tidak ditemukan.

Plakat Galapagos di Cadas (dokpri)
Plakat Galapagos di Cadas (dokpri)
Mengenang korban Iwan Siswadi dan Yahya Weri (dokpri)
Mengenang korban Iwan Siswadi dan Yahya Weri (dokpri)
Spekulasi penyebab hilangnya survivor bermunculan, mulai dari yang rasional hingga berbau mistis. Ada spekulasi bahwa survivor diambil oleh mahluk gaib di Singgalang sebagai tumbal. Ada juga spekulasi bahwa survivor hilang masuk ke dalam lobang yang tertutup semak dan lumut.

Spekulasi survivor dimangsa harimau juga relatif sangat kecil peluangnya. Karena harimau biasanya tidak suka lagi berada di ketinggian lebih dari 2500 mdpl.

Kemungkinan survivor masuk ke dalam lobang yang tertutup lumut tebal lebih masuk akal bagi saya. Karena di trek mendekati Telaga Dewi ada hutan lumut yang lebat, sangat mungkin survivor masuk ke lobang dalam di hutan lumut ini.

Trek melalui hutan lumut sebelum sampai Telaga Dewi (dokpri)
Trek melalui hutan lumut sebelum sampai Telaga Dewi (dokpri)
Hanya cukup mengherankan survivor disebut sama sekali tidak meninggalkan agak sedikit jejak, ini jika benar survivor hilang di hutan lumut. Pasalnya, hutan lumut yang tebal sangat mudah meninggalkan jejak bekas kaki yang melewatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun