Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona Gunung Talang di Musim Kemarau

23 Oktober 2017   12:39 Diperbarui: 24 Oktober 2017   07:49 2223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan puncak gunung Talang, Jumat (20/10/2017) sore (Dok Pribadi)

Bertahun-tahun penulis mendaki gunung Talang di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, Pulau Sumatera, umumnya diwarnai perjumpaan dengan hujan. Entah mengapa daerah ini hampir selalu hujan sepanjang tahun. Hal biasa hujan berhari-hari di saat seharusnya musim kemarau.

Bulan Oktober 2017 ini Sumatera Barat dan Indonesia umumnya sudah mulai masuk musim hujan. Namun kenyataannya minggu ke-2 bulan Oktober 2017 Sumatera Barat malah baru masuk musim kemarau. Anomali cuaca yang aneh. Sebelumnya, daerah ini selalu hujan hingga banjir di mana-mana.

Trek licin berlumpur di musim hujan, 17 Agustus 2017 lalu (dokpri)
Trek licin berlumpur di musim hujan, 17 Agustus 2017 lalu (dokpri)
Saat musim hujan, trek gunung Talang luar biasa berlumpur. Mulai base camp R6 hingga sampai ke Cadas di ketinggian sekitar 2.200 mdpl, trek diwarnai lumpur dan medan tanah yang licin. Berjalan jadi lambat dan menyusahkan.

Nah, karena sudah masuk musim kemarau, maka saatnya penulis menjajal trek gunung Talang, seberapa kering, dan bagaimana pula sensasi keindahan alam di gunung Talang di musim kemarau, sekalian bermaksud membakari sampah di sekitar Cadas. Kebetulan penulis ada waktu luang hari Jumat-Minggu (20-22/10/2017).

Pemandangan kebun teh di awal perjalanan (dokpri)
Pemandangan kebun teh di awal perjalanan (dokpri)
Pans terik, gunung Talang nampak di kejauhan (dokpri)
Pans terik, gunung Talang nampak di kejauhan (dokpri)
Pendakian dimulai dari Pos Pendaftaran di Air Batumbuk, Jum'at (20/10/2017) siang. Dari pos ini pemandangan puncak gunung Talang nampak jelas. Kebun teh PTPN VI menghampar luas dan hijau.

Benar saja. Trek gunung Talang di musim kemarau sangat berbeda. Jalur nampak kering cenderung berdebu. Jadi pangling, biasanya berjalan saat musim hujan sangat lambat, sekarang bisa berjalan dengan cepat.

Sampai di R6 (dokpri)
Sampai di R6 (dokpri)
Jalurnya kering dan berdebu (dokpri)
Jalurnya kering dan berdebu (dokpri)
Walau demikian, penulis berjalan dengan santai saja, banyak berhenti istirahat dan foto-foto objek sekitar jalur. Malahan sempat-sempatnya penulis berhenti hampir satu jam guna mencari buah markisa di sekitar jalur sebelum masuk pintu rimba. Kebetulan markisa sedang musim berbuah.

Keasyikan mendaki gunung Talang, selain keindahan pemandangannya, juga bisa mencari buah markisa dan murbei hutan di sepanjang jalan. Buah petik di batang yang sangat segar. Lumayan buat stok penyegar tubuh selama pendakian.

Tak muat lagi di dalam carrier, cantelkan di luar (dokpri)
Tak muat lagi di dalam carrier, cantelkan di luar (dokpri)
Suasana cadas masih nampak sepi dan bersih (dokpri)
Suasana cadas masih nampak sepi dan bersih (dokpri)
Karena banyak berhenti, penulis baru sampai di camping ground Cadas gunung Talang pada pukul 16.30. Suasana Cadas pada Jumat (20/10/2017) sore itu masih nampak lengang. Terhitung baru ada tiga buah tenda, empat dengan tenda penulis.

Dua tahun terakhir, penulis sudah jarang ngekem di Cadas ini. Di akhir minggu suasana Cadas Talang hampir selalu ramai dan hiruk-pikuk. Para pendaki alay, yang tak tahu adab di gunung, ribut nyanyi-nyanyi, teriak-teriak, dsb, dari magrib hingga subuh buta. Sulit beristirahat malam. Padahal, tidur malam sangat penting untuk hasilkan tenaga serta ketahanan tubuh menghadapi serangan hawa dingin.

Suasana camping ground cadas, Minggu (22/10/2017) pagi (dokpri)
Suasana camping ground cadas, Minggu (22/10/2017) pagi (dokpri)
Penulis menikmati pagi (dokpri)
Penulis menikmati pagi (dokpri)
Mending ngekem langsung di puncak. Di sini sangat jarang pendaki mendirikan tenda. Kalaupun ada pendaki lain, biasanya para pendaki gunung yang serius, tahu adab di gunung. Lumayanlah, terbebas dari gangguan pendaki alay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun