Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Waspada dan Kenali Ciri-ciri Oli Palsu yang Dijual "Online"

4 September 2017   19:23 Diperbarui: 18 September 2017   15:15 24527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI (Youtube/CNN/TRANSTV)

Karena tinggal di daerah, terkadang stok oli sintetik atau full-sintetik dengan spesifikasi lumayan tinggi, misalnya Castrol Magnatec SAE 5W-30 atau Pertamina Fastron Gold SAE 5W-30, langka di pasaran. Solusinya, beli secara online.

Begitupun penulis. Berhubung tak lama lagi oli mobil perlu diganti, maka penulis meminta istri untuk beli oli secara online, karena kebetulan lagi sulit menemukan oli dengan spesifikasi itu di pasar, kalaupun ada perlu berkendara lumayan jauh.

Harga pasar oli ini Rp150.000 s/d Rp165.000 per liter (dokpri)
Harga pasar oli ini Rp150.000 s/d Rp165.000 per liter (dokpri)
Singkat cerita, istri bermaksud beli oli Castrol Magnatec SAE 5W-30 di sebuah situs yang menyebut dirinya "situs jual beli online terpercaya di Indonesia". Ternyata tak bisa, tak ada ekspedisi yang mau menerima pengiriman oli antar pulau, yang berkerjasama dengan situs jual beli online itu.

Pelapak menawarkan supaya tetap transaksi, tetapi tidak melalui sistem pembayaran di situs tersebut, melainkan langsung pada pelapak dengan cara: transfer harga barang berikut ongkos kirim ke rekening pelapak barulah barang dikirim.

Setelah transaksi dan menunggu beberapa hari, karena barang dikirim dengan ekspedisi jalan darat, akhirnya barang pun tiba. Pada saat penulis bongkar pakingnya, dari empat botol ada satu botol yang nampak rembes. Mulai sedikit curiga. Kok bisa rembes ya, padahal packing sangat aman pakai kayu.

Oli di dalam packing kayu (dokpri)
Oli di dalam packing kayu (dokpri)
Terlihat aliran bekas rembesan (dokpri)
Terlihat aliran bekas rembesan (dokpri)
Penulis sempat tanya ke istri, berapa harga oli tersebut per liter/botolnya, sebab sebelumnya salah penulis tak sebut harga pasar. Katanya, Rp75.000 per liter/botol, beli empat botol ditambah ongkos kirim Rp100.000, jadi ditransfer total Rp400.000. Waduh, dalam hati makin curiga. Kok murah banget ya, sebab harga pasar saat ini kisaran Rp150.000 sd Rp165.000 per liter (update: sekarang sudah naik lagi jadi Rp185.000 sd Rp190.000 per liter).

Satu botol oli kemasan satu liter yang nampak rembes tersebut, penulis lepas tutupnya. Betul kata pelapaknya, botol tersegel utuh dan ada segel hologram menempel di lubang, tetapi segel itu nampak agak sedikit longgar sehingga mengakibatkan rembesan saat botol miring. Segel tutup botol dan hologram nampak asli meyakinkan.

Oli dengan tutup tersegel dan ada hologram asli (dokpri)
Oli dengan tutup tersegel dan ada hologram asli (dokpri)
Coba perhatikan foto di atas. Segel hologram dan plastik warna putih penutup hologram nampak lepas/terpisah pada saat tutup dibuka. Ciri demikian makin mencurigakan. 

Sebab, salah satu ciri oli Castrol Magnatec asli yang terbaru, antara segel hologram dan plastik penutup berwarna putih tersebut terpasang secara berdempetan, nempel, terlem cukup kuat, ketika disobek barulah segel hologram dan plastik penutupnya itu terpisah.

Pada oli Castrol Magnatec diduga palsu, segel hologram ini dipasang terpisah. Di video Youtube seputar pemalsu oli, segel hologram tersebut dipasang dengan cara disetrika, ini agar segel hologram lengket di lingkaran leher botol. Masuk akal mengapa segel hologram dan plastik penutupnya nampak terpisah. 

Namun secara keseluruhan tampilan botol oli sangat meyakinkan bahwa itu asli: bentuk botolnya nampak asli, cetakan nampak asli (bersih dan rapi), ada nomor seri, tutup tersegel dan ada hologram asli. 

Namun tetap ada keragu-raguan. Jadi oli tersebut rencana tidak akan dipakai. (Lebih baik cari aman, ketimbang memakai oli yang tidak sesuai spesifikasi yang ditentukan pabrikan). Akhirnya oli tersebut ditarok saja di dalam gudang beberapa waktu lamanya.

Sampai di sini penulis mencoba cari informasi di internet. Ternyata, ada modus pemalsuan oli, yaitu dengan cara: oli curah/drum Pertamina yang berharga murah dimasukkan ke dalam botol oli merek ternama, lalu ditempel hologram asli, disetrika agar hologram itu menempel, kemudian ditutup dengan tutup botol asli bersegel.

Tutup asli dan hologram asli itu dengan mudah dapat dibeli pada oknum di pabriknya. Sedangkan botol asli oli bermerek tersebut, seperti Castrol,  Shell, Yamalube dll didapat dari botol-botol kosong di bengkel-bengkel. 

Kemasan nampak asli dan meyakinkan (dokpri)
Kemasan nampak asli dan meyakinkan (dokpri)
Beberapa kasus telah diungkap pihak kepolisian. Sebut saja kasus penggrebekan pabrik pemalsu oli di Surabaya, persis dengan modus di atas. Oli curah/drum Pertamina dikemas ulang ke dalam botol oli merek ternama, yang berharga lebih mahal, seperti Shell, Castrol, Yamalube dll. Lalu dijual dengan harga miring. 

Ada kecurigaan oli yang dibeli tersebut hasil pemalsuan sebagaimana diungkap kepolisian. Pasalnya, oli palsu tersebut dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia.

Dari sudut penjual, penjualan oli palsu berharga miring secara online memang lebih aman dibandingkan offline, oleh karena konsumen tidak bisa melihat langsung fisik barangnya, hanya melihat foto dan diskripsi barang di situs.  

Karena makin yakin bahwa oli yang dibeli adalah palsu, kami mencoba menghubungi pelapaknya melalui percakapan Whatsapp. Ternyata direspon. Intinya, dikemukakan kekawatiran bahwa oli yang dibeli palsu, indikasinya harga jauh lebih murah dibanding harga pasar dan segel hologram tak menempel dengan kuat.

Pelapak mengakui bahwa oli yang dijualnya jauh lebih murah dibanding harga pasar (pada intinya pelapak akui harga tidak wajar), sekalipun tak mengakui bahwa oli itu palsu karena ia dapat dari supplier, dimana suppliernya ternyata bukan supplier resmi Castrol--makin curiga lagi. Mustahil oli asli dijual setengah harga dari harga pasar, karena pedagang tentu ingin untung.

Chat komplen dan mau retur (dokpri)
Chat komplen dan mau retur (dokpri)
Pelapak akui bukan ambil dair supplier resmi dan kasih setengah dari harga pasar (dokpri)
Pelapak akui bukan ambil dair supplier resmi dan kasih setengah dari harga pasar (dokpri)
Setelah berkomunikasi cukup panjang melalui Whatsapp, akhirnya pelapak bersedia barangnya diretur. Sampai tulisan ini dipublikasikan, proses pengembalian barang telah tuntas, dan uang pembelian telah dikembalikan utuh, kecuali ongkos kirim. Jadi kerugian pembeli ada di ongkos kirim pertama dan retur.

Untunglah pelapaknya cukup koperatif. Mungkin juga karena ia menyadari konsumennya kali ini kritis dan menyebut "ancaman" akan membawa ke ranah hukum.

Sedikit saran untuk masyarakat, kiranya dapat lebih berhati-hati beli oli secara online. Akan lebih baik cari aman dengan beli oli secara offline di toko fisik terpercaya, di bengkel resmi, atau distributor resmi saja. Oli sintetik 5W-30 bisa untuk 10.0000 km, taroklah sesekali lewat sedikit tak masalah, andai kebetulan barang sulit dicari.(*)

SUTOMO PAGUCI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun