Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pilgub Banten, Kenapa Tenang-tenang Saja?

20 Desember 2016   19:52 Diperbarui: 21 Desember 2016   09:05 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paslon Cagub & Cawagub Banten (sumber: www.beritacilegon.co.id)

Sebagai warga Kota Tangerang Selatan, saya tidak merasakan gejolak yang berarti menjelang pemilihan gubernur (pilgub) provinsi Banten pada 15 Februari 2017 nanti. Di kawasan Kota Tangerang Selatan hanya terlihat baliho ke dua calon pilgub yang dikoordinir secara rapi oleh KPU Provinsi Banten. Tidak ada keramaian seperti pilgub provinsi DKI Jakarta yang tiap hari diliput media penuh dengan intrik dan banyak stasiun televisi yang mengundang acara Debat Calon.

Padahal kalau kita mencermati ke dua pasangan calon gubernur provinsi Banten, bukan pasangan main-main. Ke duanya memiliki nilai positif dan negatif masing-masing, sehingga memerlukan kecermatan dari para pemilih agar tidak salah menentukan pilihan pada hari pemilihan umum nanti.

Mengenal Calon

Pasangan calon pertama adalah petahana Rano Karno yang maju berpasangan dengan Embay Mulya Syarief. Rano Karno (56 tahun), pada awalnya adalah seorang aktor, penyanyi, dan sutradara yang kemudian memberanikan diri masuk ke dunia politik. Karier politiknya diawali dengan menjadi Wakil Bupati Tangerang 2008-2013. Pada tahun 2011, terpaksa mengundurkan diri, karena didaulat mengikuti pilgub 2011 untuk maju bersama petahana saat itu Ratu Atut Chosiyah, dan akhirnya berhasil menjadi Wakil Gubernur Banten 2012-2017.

Dalam perjalanan kariernya sebagai Wakil Gubernur Banten, Rano Karno, berhasil menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten pada 13 Mei 2014 disebabkan Ratu Atut Chosiyah terkena kasus Pilkada, dan akhirnya  sejak 12 Agustus 2015 menjadi Gubernur Banten secara penuh. Kini, Rano Karno didukung oleh PDI-P, PPP dan Nasdem, untuk maju pada pilgub Banten 2017 bersama Embay Mulya Syarief.

Embay Mulya Syarief (64 tahun) adalah salah satu pendiri provinsi Banten, yang juga pengusaha, aktivis politik dan keagamaan serta pengayom masyarakat Banten. Dulu dikenal sebagai pendekar atau jawara Banten dari Ciomas yang menguasai beberapa jurus silat seperti Cimande, Gagak Lumayung, Terumbu dan Bandrong. Memiliki hubungan dekat dengan ayah Ratu Atut, Chasan Shohib, karena bisnis. Namun karena kurang sepaham, akhirnya “Jawara Putih” (julukan untuk Embay Mulya) pelan-pelan menjauhi Chasan Shohib.

Memiliki perusahaan konstruksi, dan aktif di KADIN Kabupaten Serang, lalu mendirikan Bank Syariah, dan kini berperan sebagai Komisaris di perusahan-perusahaannya. Pernah menjabat Ketua ICMI Kabupaten Serang pada 1998. Kiprahnya yang fenomenal adalah ketika bersama tokoh Banten lainnya seperti Aminudin Kiai Ibrahim, pada 1999 mendeklarasikan provinsi Banten lepas dari provinsi Jawa Barat.

Prestasi Rano Karno selama menjadi Wakil Gubernur maupun Gubernur Banten dinilai beberapa pihak biasa-biasa saja. Meski banyak pembangunan yang telah dilakukan, namun ada yang tidak tuntas, sebagai contoh proyek pembangunan atau pelebaran jalan di jalan Pamulang Raya yang sudah bertahun-tahun masih belum rampung. Dengan masuknya Embay Mulya Syarief yang pada awalnya tidak mau dipinang siapapun untuk berpasangan menjadi calon pilgub, merupakan kartu truf yang harus dimanfaatkan baik-baik oleh kedua partai pendukung, PDI-P dan PPP.

Embay Mulya Syarief dikenal sebagai orang bersih, hendaknya dapat menjadi faktor nilai tambah peraih suara bagi pasangan petahana ini, dan dapat menutupi kekurangan prestasi dari Gubernur petahana.

Penantangnya adalah pasangan Wahidin Halim dan Andhika Hazrumy, ke dua calon pilgub ini didukung oleh tiga partai, yakni Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai Hanura. Wahidin Halim (62 tahun), mantan Walikota Tangerang periode 2003-2013, pada mulanya didukung oleh Partai Golkar 2003-2008, lalu didukung oleh Partai Demokrat pada 2008-2013.

Dinilai berhasil di bidang pendidikan, kebersihan dan kesehatan. Gagal saat ikut pilgub Banten 2011, dikalahkan oleh petahana Ratu Atut – Rano Karno. Gagal di pilgub Banten lalu masuk ke DPR 2014-2019 dan menjabat Wakil Ketua Komisi II DPR RI yang membidangi pemerintahan dalam negeri dan otonomi daerah, aparatur dan reformasi birokrasi, kepemiluan dan reformasi agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun