Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apa yang Salah !

27 April 2025   05:00 Diperbarui: 26 April 2025   14:36 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: heavyduty.com)


Kita semua tahu, rekor terbanyak memenangkan gelar juara di kejuaraan bulutangkis All England dipegang oleh Rudy Hartono Kurniawan, sebanyak delapan kali. Dan rekor itu belum terpecahkan hingga saat ini.

Apakah Rudy tidak pernah kalah? Pasti pernah, sebagai seorang atlet, Rudy sering menang namun juga pernah kalah.

Demikian pula dengan seorang wiraniaga (salesman). Jabatan yang selalu disebut sebagai ujung tombak sebuah perusahaan, baik   produk maupun jasa.

Seorang wiraniaga yang sering diundang "Achievers Meeting" sebagai ganjaran telah melakukan penutupan transaksi beberapa kali, atau mencapai bahkan melampaui target yang dipatok, namun juga pernah mengalami kegagalan saat menjual. Bahkan sempat disebut "kecoak" oleh salah seorang prospeknya. Betapa hebatnya kita, tidaklah mungkin dapat membuat puas semua orang.

Karena orang memiliki sifat berbeda, ada orang yang menyukai produk / jasa yang kita tawarkan, namun ada pula yang tidak menyukainya.

Itulah sebabnya sebagai seorang wiraniaga kita harus memiliki banyak prospek. Rumus yang sering diajarkan pada pelatihan wiraniaga adalah 8:2, yang artinya bila kita mengunjungi 10 calon pelanggan, maka yang akan menjadi pelanggan hanya dua. Alias kita akan ditolak sebanyak delapan kali.

Penolakan bukanlah sebuah malapetaka, bila kita gagal pada saat mengunjungi calon pelanggan A, tetapi bisa berhasil pada calon pelanggan B.

Maka, kita harus terus bersemangat pantang menyerah. Memiliki banyak persediaan calon pelanggan (prospek) yang setiap saat bisa kita hubungi. Prospek yang pernah menolak pada masa lalu, ada kemungkinan akan menjadi pelanggan pada saat lainnya, saat dia membutuhkan produk / jasa yang kita tawarkan.

Sebuah penolakan tidak berarti bahwa kita bodoh atau gagal, mungkin hanya kita datang pada waktu yang kurang tepat, karena yang kita tawari belum memerlukan produk / jasa kita, atau bisa juga kita menghubungi orang yang kurang tepat.

Saat menghadapi kegagalan, coba selidiki dengan seksama apa yang salah. Salah memilih target pasar ? Cara menyampaikan penawaran / penjelasan produk / jasa yang kita jual ? Sudah tepatkah waktunya? Apakah mereka membutuhkan ?

Jadi, fokuslah pada proses yang dilakukan, jangan fokus pada kegagalan kita. Carilah cara yang perlu diperbaiki, agar pada kesempatan berikutnya kita tidak mengalami penolakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun