Tanggal 9 Februari selalu diperingati sebagai hari Pers Nasional. Tujuannya untuk mengingatkan semua stakeholder pers nasional akan peran pers dalam mengontrol Pemerintah.
Kompas TV juga memanfaatkan momentum ini dalam acara Gagas RI bulan ini. Pada acara Gagas RI, yang akan disiarkan bulan ini, diketengahkan tema "Peran Pers Ditengah Tantangan Global".
Sebagai narasumber diundang Prof. Bagir Manan, Ketua Dewan Pers 2010-2016.
Acara yang dimoderatori oleh Wisnu Nugroho ini juga mengundang tiga penanggap, yakni Adita, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, Ninik Rahayu, Ketua Dewan Pers 3022-sekarang, dan Gungun Herianto. seorang pengamat politik.
Prof Bagir mengawali presentasinya dengan mengingatkan bahwa tiada demokrasi tanpa kebebasan pers.
Juga diingatkan dua tantangan yang harus ditiadakan dan yang harus dipelihara.
Pentingnya ideologi baik bagi negara maju maupun terbelakang yang mengutamakan keadilan, kesejahteraan, ekonomi dan independensi
Dan yang harus ditiadakan adalah keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan.
Prof Bagir mengambil contoh ucapan Abraham Lincoln tentang "democrations for the people". Dan gagasan Presiden Franklin D. Roosevelt tentang Empat Kebebasan, yaitu Kebebasan Berbicara dan Berekpresi, Kebebasan Beribadah, Kebebasan dari keinginan, dan Kebebasan dari Rasa Takut.
Prof Bagir menyatakan insan pers harus memiliki kebebasan yang menyeluruh. Jangan menjadi wartawan, kalau penakut, kalau tidak sabar dan kalau tidak ada pers yang bebas. Apalagi bagi wartawan yang hidup di Indonesia, yang mempunyai PancaSila sebagai way of life. Wartawan harus penuh toleransI, sanggup menahan diri dan selalu melakukan cek dan membuat keseimbangan.