Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlunya Budaya Malu

28 Maret 2023   05:00 Diperbarui: 28 Maret 2023   04:59 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pamer kekayaan (sumber: republika.co.id)


Akhir-akhir ini viral di dunia maya, seorang anak dari pejabat pada salah satu kementerian pamer berfoto dengan mobil mewah. Jelas itu mobil milik orang tuanya, bukan mobil orang lain yang sedang parkir atau berfoto pada sebuah pameran otomotif. Karena anak ini mengunggahnya berkali-kali dan pada lokasi berbeda.

Apakah dia tidak sadar bahwa gaji orang tuanya sebenarnya tidak sanggup untuk membeli mobil mewah itu ? Dengan dia mengunggah fotonya di media sosial, pasti masyarakat yang melihatnya akan merasa curiga dan bertanya-tanya, berapa gaji orang tuanya? Atau mendapat penghasilan lain dari mana?

Akibatnya dunia maya bergejolak, banyak kritik tajam dari netizen. Dan tentu berdampak lebih lanjut, kekayaan orang tuanya diperiksa oleh atasannya.

Meski anak dimanja dengan fasilitas berlebihan dari orang tuanya, seharusnya dia berpikir bijak, benarkah gaji wajar orang tuanya sanggup untuk membeli semua fasilitas mewah tersebut. Bila tidak, seharusnya dia sebagai anak harusnya melindungi posisi orang tuanya, dengan tidak usah mengunggah fotonya dengan mobil mewah. Karena hal ini dapat berdampak negatif bagi posisi orang tuanya.

Memang orang sering tidak sadar, dengan spontan mengunggah fotonya di media sosial, seperti saat makan di resto / hotel mewah, menggunakan kendaraan mewah maupun sedang berlibur ke luar negeri.

Hendaknya tiap orang memiliki budaya malu. Dia harus nemilah dengan bijak, konten yang boleh diunggah di media sosial dan yang tidak Misal, foto saat sedang bermewah-mewah harus dipikirkan apakah akan berdampak negatif.

Orang seharusnya merasa malu bila nenyadari bahwa kekayaannya diperoleh secara tidak wajar. Bukan malah memamerkannya.

Memang orang cenderung suka pamer, karena dengan pamer kekayaan, mereka akan lebih mudah meendapatkan teman. Orang yang dengan mudahnya, mentraktir temannya tentu akan lebih disukai temannya.

Tetapi dampaknya juga luar biasa, karena kritik dari masyarakat bisa saja status kekayaan orang tuanya yang semula aman, jadi diperiksa.

Meski merasa senang bermewah-mewah, harus selalu memikirkan dari dua sisi sebab akibatnya, jangan asal nengunggah saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun