Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Kecerdasan Buatan, Lawan atau Teman?

23 Februari 2023   05:00 Diperbarui: 27 Februari 2023   12:32 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bersamaan dengan makin masifnya era digital, khususnya dipicu keadaan pada era pandemi Covid-19, maka teknologi kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) ikut bertumbuh.

Contoh yang paling nyata pada kehidupan kita sehari-hari adalah hadirnya bus tanpa awak alias bus tanpa sopir. Juga diikuti oleh kereta api tanpa awak, yang diterapkan pada LRT di Jakarta  Semua ini bisa terwujud akibat berkembangnya teknologi AI.

Selain sarana transportasi umum, kini juga sudah tersedia mobil tanpa sopir. Setelah menurunkan pemilik dan penumpang mobil, mobil dapat mencari lokasi parkir sendiri. Lalu dengan alat pemanggil yang dijalankan dari jarak jauh (remote), pemilik dapat memanggil mobilnya agar nenjemputnya, di depan lobby. 

Seperti halnya bila kita memiliki sopir selama ini  Dengan teknologi AI, mobil dapat diprogran agar menghindari tabrakan, menyerempet kendaraan lain maupun menghalangi kendaraan lain. Bahkan kediplinannya jauh lebih tinggi daripada sopir, karena tidak merokok, tidak melakukan pelanggaran peraturan lalu lintas, terlambat, atau sakit, seperti halnya seorang sopir.

Kendaraan tanpa awak jelas menguntungkan dari segi payroll atau penggajian, karena tidak akan meminta upah lembur, minta izin, mengantuk ataupun berbuat curang saat mengisi BBM, membayar tol atau parkir. Apalagi bila sudah tersedia dalam bentuk mobil listrik akan lebih tepat saat mengkalkulasi jarak dan pemakaian baterai.Tampaknya semuanya menguntungkan.

Bahkan sekarang sudah muncul AI music generator yang mampu menciptakan lagu mulai dari aransemen musik hingga lyric syair lagunya. Kita tinggal menentukan mau mencipta musik bergenre pop, rock atau romantis. Dalam sekejap mata lagu yang kita inginkan tercipta

Juga baru-baru ini yang cukup viral adalah munculnya aplikasi ChatGPT, yang mampu membuat tulisan secara cepat. Tulisan apapun. Hanya setelah dicoba untuk menulis artikel ilmiah masih banyak yang salah. Kemampuan aplikasi ini jelas jauh lebih bagus ketimbang aplikasi lama yang hanya mampu menerjemahkan saja.

Ini semua adalah mesin, yang tidak memiliki akal budi, seperti yang dimiliki manusia. Memang selama ini kita belum pernah mendengar kendaraan tanpa awak mengalami atau menyebabkan kecelakaan. Namun jelas nembunuh satu profesi yakni sopir / pengemudi, baik mobil,, bus maupun kereta api. Bahkan mungkin sebentar lagi pesawat udara dan kapal. Mereka yang saat ini berprofesi ini, harus mempersiapjan diri untuk beralih profesi.

Demikian pula dengan pencipta lagu. Lalu penulis, dosen atau peneliti yang harus banyak menulis. Perubahan (shifting) ini memang pasti terjadi suatu saat jadi kita sebagai manusia harus lebih cerdas dan bijak dibandingkan mesin.

Sama halnya dengan terguasurnya teknologi telefon dari raksasa Nokia dan Blackberry oleh Android, teknologi gambar dari kamera kini bisa terintegrasi di dalam gawai, teknologi radio dan televisi yang tergusur oleh YouTube dan podcast, tersisihnya ojek dan taksi tradisional oleh ojek daring (ojol) Dan taksi daring (taxi online).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun