Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waspadai Rekayasa Sosial

27 Januari 2023   05:00 Diperbarui: 27 Januari 2023   04:58 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Check in (sumber: liputan6.com)

Dalam kehidupan bersosialisasi dengan sesama manusia, axapkali kita menjumpai hal yang disebut Rekayasa Sosial (social engineering). Yaitu suatu teknik yang dilakukan manusia terhadap manusia lainnya yang pada umumnya dapat nengelabui atau memaksa manusia lainnya untuk melakukan kemauannya. Ada kalanya disebut teknik hipnotis bahasa. Karena manusia yang mendengarkan kata-kata yang ducapkan seakan-akan terhipnotis, merasa kasihan, merasa rikuh dan baru sadar setelah mengalami kerugian, biasanya dalam ujud finansial atau masalah hukum. 

Suatu teknik serupa yang disebut rekayasa manusia (human engineering) juga banyak disuntikkan melalui sosial media dengan media informasi bohong, informasi palsu atau hoaks. 

Mungkin kita pernah berada di bandara dengan bagasi minim, lalu tiba-tiba didatangi seseorang yang dengan ramah, merayu untuk titip bagasinya, karena melihat kita tidak membawa bagasi berlebih. Biasanya, kita menjadi rikuh karena memang kita tidak sedang membawa banyak bawaan, sehingga muncul keinginan untuk menolong, sebagai jiwa sosial yang baik.

Namun dalam kasus ini, sebaiknya kita menolak permintaan itu, alasannya karena kita tidak mengenal dengan baik orang itu, lagipula kita tidak mengetahui barang apa yang masuk pada tas / kopernya. Yang paling berbahaya bila ternyata terdapat narkoba atau barang yang harus kena pajak, maka kita yang membawa bagasi tersebut (karena menolong) akan terdampak masalah hukum. 

Sebaiknya permintaan itu ditolak, seandainya Isi bagasi itu barang yang boleh dibawapun, orang itu dapat membayar beaya kelebihan bagasi. Dan kita terbebas dari risiko terdampak masalah hukum.

Kasus lainnya, bila kita ingin mengambil uang di ATM. Ada kalanya terdapat orang yang minta tolong ditransferkan, dengan alasan kartu ATM nya ketinggalan. Kita akan dibuat rikuh sehingga tanpa sadar memenuhi permintaan orang itu. 

Namun ada bahayanya, kita tidak tahu dia sedang melakukan transaksi biasa atau illegal. Bila dia melakukan transaksi illegal, akan tercatat akun pengirim uang adalah akun kita. Jadi kita akan terdampak masalah hukum. 

Sebaiknya permintaan ini juga ditolak, meski dia menyerahkan uang tunai, bisa saja uang itu palsu atau uang illegal yang dapat menyebabkan kita terlibat masalah hukum. 

Contoh kasus rekayasa sosial lainnya adalah seseorang yang minta tolong dibelikan minuman, Bisa saja, selain uang tunai dia juga menyelipkan benda lain (mungkin narkoba). Bila tiba-tiba terjadi penggerebekkan oleh kepolisian, make barang bukti berada ditangan kita.

Juga ditempat umum, jangan mau dititipi balita, karena kita dapat terkena tuduhan penculikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun