Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Libur Imlek Panjang?

26 Januari 2023   05:00 Diperbarui: 26 Januari 2023   05:12 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naga (sumber: media Indonesia.com)


Masih terkait dengan Imlek. Dulu saat masih bekerja sering bingung, kenapa relasi bisnis di China, Hong Kong, Taiwan atau Singapura sering libur panjang saat Imlek. Padahal di Indonesia hanya libur 1 hari itupun sejak tahun 2002.

Imlek di China, Hong Kong, Taiwan dan Singapura, dirayakan besar-besaran seperti layaknya Lebaran di Indonesia. Perusahaan dan kantor libur, karyawannya cuti dan mudik pulang ke kampung halamannya, untuk reuni keluarga sekaligus merayakan Imlek

Imlek adalah budaya merayakan datangnya musim semi, bukan hari raya agama seperti Lebaran.

Mulai kumpul keluarga pada H-1 sebelum Imlek untuk makan malam bersama dalam keluarga. Lalu pada hari H merayakan Imlek dengan saling berkunjung dan mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek atau 'Xie Nian Kuai Le'.

Ucapan khususnya ditujukan dari yang muda kepada yang lebih tua. Dari anak ke orangtua, dari cucu ke kakek nenek atau keponakan kepada paman dan bibi atau dari bawahan kepada atasan.

Orang tua biasanya membagikan angpau berupa sampul merah berisi uang kepada yang lebih muda, khususnya dari yang sudah bekerja / berkeluarga kepada yang lebih muda atau belum bekerja. Sebaliknya anak memberikan angpau kepada orang tua yang sudah tidak bekerja / pensiun, sebagai tanda bakti.

Hari kedua, diperuntukkan bagi isteri untuk mengunjungi keluarga isteri, terutama orang tuanya. Biasanya ada makan bersama.Hari ketiga saatnya diam di rumah, biasanya enggan menerima tamu kecuali keluarga dekat.

Pada hari keempat melakukan upacara sembahyang untuk menghormati dewa dapur. Tujuannya agar dewa dapur memberikan laporan yang positif ke langit. Bila laporan baik, biasanya Tuhan / Thian akan menurunkan dewa rejeki ke rumah itu.

Pada hari kelima adalah hari saat pantangan tidak berlaku, artinya boleh makan-makan lagi. Pada hari keenam, ritual yang dilakukan adalah membersihkan rumah, seperti membuang barang-barang bekas.

Hari ketujuh adalah memperingati hari diciptakannya manusia, dilakukan dengan menyantap tujuh jenis sayur. Tujuannya agar selama tahun baru dapat terhindar dari bahaya. Sedang hari kedelapan untuk memperingati diciptakannya juwawut, yang merupakan makanan pokok pada zaman dulu. Jadi diharapkan juwawut tumbuh subur, sehingga panen pangan berlimpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun