Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penulis Cerita Silat yang Mendunia

10 Januari 2023   05:00 Diperbarui: 10 Januari 2023   05:00 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asmaraman dan karyanya (sumber: rekayorek.co.id)

Bagi generasi Z yang kini menjadi idaman adalah komik manga dari Jepang, sedangkan bagi generasi baby boomers adalah cerita silat. Salah satunya adalah karya Asmaraman Sukowati (Kho Ping Hoo).

Pada masa kejayaan Asmaraman, periode tahun 1960-1990-an hampir semua remaja  sekolah selalu mencuri waktu untuk membaca cerita silat karyanya. Bahkan sering lupa mandi dan makan serta begadang semalam suntuk. Karena alur cerita sangat membuat pembaca penasaran, apalagi pada akhir jilid selalu penuh misteri, sehingga pembaca selalu ingin membaca kisah lanjutan pada jilid berikutnya  Buku cerita silat bersambung ini berbentuk buku kecil tipis sehingga mudah disembunyikan dibalik baju. 

Para remajapun  membaca kadang secara sembunyi dari pengawasan orang tua atau gurunya. Buku cerita silat ini kadang dibeli atau disewa dari kios persewaan buku, tetapi banyak pula yang mengkoleksinya. Bahkan sekarangpun masih dijual pada beberapa loka pasar (marketplace). Kala itu cerita silat Asmaraman selalu menjadi topik pembicaraan para remaja, dan buku ceritanya berpindah tangan dengan cepat. Karena setiap remaja selalu tidak mau ketinggalan topik pembicaraan mengenai cerita silat Asmaraman.

Tapi, tahukah kita bahwa hidup Asmaraman sangat berat dan itulah yang menggemblengnya agar mampu bertahan dalam kehidupan yang berat.

Asmaraman menjadi tokoh legenda pada eranya. Laki-laki kelahiran Sragen 17 Agustus 1926 ini, ternyata lahir dari keluarga miskin. Ayahnya seorang guru silat yang mempunyai 12 orang anak, Asmaraman adalah anak kedua dan anak laki-laki pertama.

Karena keterbatasan beaya, Asmaraman hanya mengalami pendidikan hingga Mulo atau setingkat SMP sekarang. Lalu pada usia 14 tahun, Asmaraman harus membantu orang tuanya dengan bekerja sebagai pelayan toko.

Saat pendudukan Jepang, Asmaraman pindah ke Surabaya dan menjadi penjual obat, menjajakan obat dari toko ke toko. Asmaraman juga sempat menjalan latihan militer dari tentara pendudukan Jepang, yaitu Kibotai.

Pada era kemederkaan, Asmaraman kembali ke Sragen dan bergabung dengan Barisan Pemberontak Tionghoa.. Menemukan jodohnya, dan menikah dengan Rosita pada usia 19 tahun di tahun 1945.

Pasangan muda ini kemudian pindah ke Kudus, dimana Asmaraman menjadi mandor sebuah pabrik rokok. Pada suatu hari saat Asmaraman turun dari kereta api saat hendak menjenguk ayahnya, Asmaraman sangat terenyuh karena mendapati ayahnya sedang meminta-minta karena sangat membutuhkan uang untuk pengobatannya.

Merasa sebagai anak laki-laki pertama, Asmaraman merasa harus mendapatkan uang untuk pengobatan ayahnya. Berharap dari gajinya dirasa terlalu lama, maka ia nekad menjadi tukang becak.

Pada tahun 1958 saat Asmaraman pindah ke Tasikmalaya, ia yang gemar membaca dari bacaan berbahasa Indonesia, Inggris dan Belanda mulai menulis cerita silat di majalah Teratai, bahkan sempat dimuat di majalah Star Weekly. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun