perempuan yang menginjak masa remaja.
Tulisan ini ditujukan terutama bagi orang tua yang memiliki anakDikalangan umum, sudah menjadi tradisi tak tertulis bahwa dalam banyak hal, laki-laki lebih dibenarkan daripada perempuan. contoh berbusana minim atau terbuka bagi anak perempuan selalu disalahkan yang menjadi penyebab pelecehan seksual.
Padahal pada banyak kasus pelecehan seksual, perempuan yang sudah berbusana sopan bahkan berhijab masih mengalami pelecehan seksual
Dalam pergaulan antar remaja, bila anak perempuan sudah mulai didekati atau ditaksir anak laki-laki, orang tua anak perempuan harus lebih waspada.Â
Ajarkan untuk mengatakan "tidak" dan jangan asal menyetujui usulan yang disampaikan teman laki-lakinya. Termasuk saat berdiskusi, bila anak perempuan merasa hal yang tidak disetujui harus diungkapkan, jangan asal menurut saja.Â
Takut ditinggal pacar? Jangan takut, meski anak perempuan kita kurang cantik sekalipun, harus berani mengatakan "tidak" bila tidak setuju dengan suatu pandangan, apalagi kalau kebetulan memiliki wajah cantik.
Hal ini bukanlah anak perempuan kita seolah-olah sok pintar, sok cantik, sok jual mahal, tetapi adalah hak asasi untuk mrmpertahankan kebenaran.Â
Apalagi tindakan yang sudah mengarah kepada pelecehan seksual, betapa cinta dan sayangnya anak perempuan kita terhadap pacarnya harus berani menolak. Peluk, cium dan sejenisnya, sebaiknya dilakukan setelah dihalalkan melalui pernikahan.
Anak perempuan harus berani menolak setiap ajakan yang mengarah kepada pelecehan seksual. Meski pacarnya berbuat mengatas namakan cinta. Persetan dengan cinta, karena cinta itu sifatnya memelihara dan bukan merusak.Â
Bila pacar mulai mengarah pada rayuan yang berkonotasi pelecehan seksual, harus dilawan dan dilaporkan, bila memaksa.Â
Tindakan pelecehan seksual maupun kekerasan seksual sering  dilakukan oleh pacar atau atasan, harus berani ditolak, walau akibatnya adalah putusnya hubungan maupun putusnya hubungan kerja.Â