Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sanggupkah Hidup Minimalis?

20 Juli 2022   17:30 Diperbarui: 20 Juli 2022   17:32 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah (sumber.waspasa.co.id)


Saat ini mungkin kita sudah terbiasa hidup mewah, hidup di rumah yang cukup besar dengan halaman yang luas serta spa-apa dibantu ART, sopir dan tukang kebun, bahkan Afa yang memiliki penjags keamanan.

Bagi orang tua saat merek muda, mungkin membeli rumah yang cukup besar, bukan masalah, karena harga rumah .masih sangat terjangkau, baik yang dibeli secara tunai maupun kredit.

Sekarang, harga rumah sudah sangat tak terjangkau, bahkan uang mukanya saja sudah take terjangkau. Apalagi rumah yang besar dengan halaman luas, rumah kecil ukuran 30 m2 atau apartemen type studio saja sudah sangat  berat dijangkau.

Bagi anak muda sekarang, bisa membeli rumah kecil atau apartmen type studio sudah sangat bersyukur, kalau belum mampu membeli, ya terpaksa mengontrak atau menyewa terlebih dulu.

Karena mengharapkan rumah besar, sudah tidak memungkinkan, maka kita harus merubah gaya hidup menjadi minimalis.

Kita harus membiasakan tinggal di rumah kecil dan sempit atau partemen type studio yang dulu dikenal seperti kandang buring. Karena kamsr yang kecil, kita harus menyesuaikan diri dengan memiliki pakaian seperlunya, juga perabot seperlunya,. Karena rumah tidak lagi memiliki gudang, maka barang yang sudah tidak terpakai harus dibiasakan dibuang.

Harus terbiasa bekerja di kamar tidur karena tidak ada lagi kamar kerja. Mengganti komputer desktop dengan notebook atau telepon pintar. Terbiasa memakai jasa lundry, karena tidak ada tempat untuk mencuci pakaian. Terbiasa membeli makanan di rumah makan ,/ warung atau  pesan antar secara daring atau take away, karena tidak ada dapur lagi.

Membiasakan diri menggunakan transportsi umum, karena tidak ada lahan parkir untuk mobil / motor.

Memang pada awalnya berat mengubah gaya hidup, namun bila sudah terbiasa ya enjoy saja.

Bagaimana gaya hidup minimalis Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun