Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

In Memoriam, Buya Syafii Maarif

27 Mei 2022   16:58 Diperbarui: 27 Mei 2022   17:16 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syafii Maarif (sumber: jaeapos.com)


Seorang tokoh nasional yang sangat sederhana, Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif hari ini telah berpulang dalam usia 87 tahun. Kurang empat hari lagi beliau akan berulang tahun yang ke 87, karena beliau dilahirkan di Sumatera Barat, 31 Mei 1935. Wafat di Yogyakarta, tepatnya di RS Muhammadiyah, Sleman karena gejala sesak nafas. Dua minggu sebelumnya, beliau sempat dirawat karena penyakit jantung, tetapi sudah boleh pulang karena kondisi sudah membaik.

Beliau dikenal sangat membela minoritas, sehingga diangkat menjadi Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP). Dimasa hidupnya pernah menjadi Ketua PP Muhammadiyah 1998-2005 dan nenrerbitkan banyak buku.

Beliau dikenal sangat sederhana dan membumi / merakyat, karena selalu menolak bila ingin dijemput Dan diantar dengan mobil. Beliau lebih senang naik KRL. Misal saat diundang ke Istana Bogor, beliau lebih senang naik KRL dari penginapannya di Jakarta lalu turun di stasiun Bogor lalu berjalan kaki menuju istana Bogor.

Bahkan ketika belum meninggal, beliau berpesan agar bila meninggal dunia, jangan dikirimi karangan bunga, beliau minta cukup didoakan saja. Inilah contoh kesederhanaan dari tokoh nasional ini.

Tokoh nasional yang sempat mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Coktoaminoto Surakarta, IKIP Yogyakarta dan Ohio State University dan Chicago University  ini adalah pakar sejarah dan ulama yang disegani.

Indonesia pada umumnya, dan Muhammadiyah pada khususnya sangat kehilangan tokoh nasional yang sangat berwawasan kebangsaan ini. Beliau adalah perekat bangsa karena khotbahnya selalu sangat menyejukkan pendengarnya. pemahaman Islam-nya sangat dalam, tetapi beliau sangat pkuralis.

Selamat jalan Buya, semoga segera muncul tokoh-tokoh nasional pengganti  yang terinspirasi dari keteladanan beliau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun