Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Waspadai Pola Konsumtif

20 Mei 2022   06:30 Diperbarui: 20 Mei 2022   06:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paylater (sumber: alinea.id)


'Pay Later' adalah istilah yang makin terkenal sejak dipopulerkan oleh perusahaan tertentu. Artinya adalah bayar belakangan atau bayar kemudian, setelah kita menikmati produk / jasa yang dapat kita beli. Agar tidak makin mempopulerkan merek yang sudah menjadi merek perusahaan tertentu ini, maka untuk selanjutnya akan digunakan istilah bayar kemudian.

'Bayar kemudian' adalah cara bertransaksi yang sedang dipopulerkan guna meningkatkan omzet transaksi. Perusahaan merayu kita untuk melakukan transaksi meski kita sedang tidak memegang uang tunai.

Logikanya bila kita membeli produk / jasa secara tunai, pasti harganya lebih murah daripada bila kita membeli dengan pembayaran tempo. Ambil contoh yang paling sederhana, bila kita membeli pena di warung atau pasar swalayan pasti harga lebih murah bila dibandingkan harga pena yang dibeli perusahaan melalui supplier dengan pembayaran 30 hari. Namun bagi perusahaan hal ini tidak masalah, karena perusahaan lebih mementingkan aliran dana kas (cash flow).

Sama halnya bila kita membeli rumah atau kendaraan secara kredit, pasti harganya lebih mahal karena ada faktor suku bunga atau interest. Namun kita rela membayar lebih mahal, karena saat kita membeli rumah atau kendaraan kita belum  memiliki uang tunai.

Sedangkan program 'bayar kemudian' lazimnya diterapkan pada barang-barang konsumtif. Kita dirayu sedemikian rupa agar bersedia membeli meski sedang tidak memegang uang, dengan iming-iming boleh membayar kemudian.

Cara program ini hampir sama halnya dengan tawaran kredit mudah, cepat dengan bunga ringan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan pinjol baik yang resmi maupun tidak resmi. Mereka mengiming-imingi pinjaman uang agar kita lebih konsumtif.

Akhir-akhir ini yang banyak ditawarkan untuk 'bayar kemudian' adalah wisata, kita sering dirayu agar berangkat dulu lalu bayar kemudian. Jadi kita harus berpikir matang, produk / jasa yang ditawarkan itu benar-benar bermanfaat atau sekedar memenuhi hasrat konsumtif belaka, bila tidak terlalu penting sebaiknya kita tolsk. Karena toh pada akhir bulan setelah kita menerima gaji, kita harus menyisihkan sebagian gaji kita untuk pos hutang. Yang artinya akan mengurangi pengeluaran pos lainnya.

Bertindaklah secara bijak, jangan tergiur pada pola konsumtif, karena kita akan terjebak pada hutang untuk membeli produk / jasa yang kurang bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun