Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Celoteh A Sing pada Ayahnya

31 Desember 2021   18:43 Diperbarui: 31 Desember 2021   21:10 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panda (sumber: kompas.com)


Adalah sebuah hutan bambu di Tiongkok. Terdapat sebuah keluarga panda yang memiliki seorang anak panda yang pandai, periang dan sangat senang bertanya. Panda kecil itu bernama A Sing.

Suatu pagi A Sing terperangah karena melihat rumahnya terdapat hiasan meriah. A Sing yang cerdas dan senang bertanya, segera menemui ayahnya.

"Ayah, kenapa rumah kita dihias meriah sekali?" tanyanya kepada sang ayah.

"Oh, karena hari ini adalah hari terakhir pada tahun ini. Besok kita akan menyambut datangnya Tahun Baru", jelas ayahnya.

"Ayah, apakah kita juga akan berpesta seperti manusia dengan meniup terompet, makan makanan mewah dan minum champagne?" tanyanya penasaran.

"Tidak anakku, tahun ini masih ada pandemi, manusia juga tidak akan berpesta, mereka akan merayakan datangnya Tahun Baru secara sederhana di rumah saja", jelas ayahnya.

A Sing tetap penasaran, dia kemudian memberikan pertanyaan lagi kepada ayahnya: "Ayah, apakah Tahun Baru itu, bukankah setiap hari akan sama, seperti hari kemarin, kenapa harus dirayakan ?"

"Anakku, memang pergantian tahun tampaknya biasa saja, tapi pergantian tahun merupakan titik perhitungan kalender, agar manusia dapat menjadi lebih baik, pada tiap Tahun Baru, manusia biasanya membuat resolusi sebagai target hidupnya untuk tahun yang baru."

"Lalu sebagai panda, apakah kita harus membuat resolusi ?" kejar A Sing.

"Sebaiknya iya, khan A Sing sudah tambah umur, sebaiknya bisa membuat resolusi untuk dapat mencari bambu yang baik untuk dimakan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun