Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Seksual Sejak Dini Bukan Tabu

15 Desember 2021   11:37 Diperbarui: 15 Desember 2021   11:50 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan seksual (sumber: sehatqu.com)

Akhir-skhir ini sedang viral berita tentang pelecehan seksual dan perbuatan tidak senonoh terhadap santriwati. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya anak sudah mendapatkan pendidikan seksual sejak diini agar mengerti bahayanya / risikonya  dan cara menghindarinya.

Pendidikan seksual atau edukasi seks adalah kegiatan untuk mengajarkan mengenai kesehatan reproduksi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyadarkan pentingnya kesehatan reproduksi sehingga tindakan pelecehan seksual maupun penyakit menular dapat dicegah.

Sejauh ini, orang tua dan guru masih agak ragu untuk melakukannya, karena masih menganggapnya tabu. Padahal pendidikan seksual bagi anak cukup penting.

Pendidikan seksual merupakan informasi penting yang perlu diketahui oleh anak, karena membicarakan masalah kesehatan sekaligus memberi pengertian agar anak berhati-hati menjaga organ vitalnya. Jadi tidak melulu membahas hubungan pria dan wanita saja.
Dengan anak sudah mengetahui pendidikan seksual, anak akan terhindar dari pengaruh buruk yang muncul melalui media (film, internet) atau cerita-cerita temannya. Karena dalam pendidikan seksual ini, orang tua juga memberikan dampak negatifnya yang harus dijaga dan dihindari. Dengan mengetahui lebih awal, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, anak akan terhindar dari kegiatan seks bebas dan kejahatan seksual, seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan.

Setelah orang tua memberikan pendidikan seksual kepada anak, orang tua akan lebih percaya terhadap anaknya karena pasti dapat menghindari perbuatan yang berkaitan dengan seksual, sehingga orang tua dapat hidup lebih nyaman tanpa kekhawatiran berlebihan.
Sebaliknya, setelah anak mendapatkan pendidikan seksual, anak akan mengerti konsekuensi bahaya / risiko, dan cara melindungi dirinya.

Anak akan melindungi dirinya dari gangguan maupun kekerasan seksual, yang dapat menyebabkan kehamilan atau penyakit menular. jadi bahaya HIV /AIDS, dalam hubungan seksual dapat termasuk pada pendidikan seksual yang diberikan.

Kapan mulai memberikan pendidikan seksual?

Pada balita sudah boleh, berikan yang ringan-ringan saja, tentang beda pria dan wanita, organ yang berbeda. Darimana anak berasal, kenapa Ibu bisa hamil, lalu berikan penjelasan tentang organ vital dan anak harus menjaganya dari sentuhan orang lain. Dengan demikian, anak akan memiliki kewaspadaan untuk melindungi organ vitalnya.
Pada saat anak sudah bersekolah, terutama yang menjelang remaja, mulai timbul ketertarikan pada lawan jenis. Disini orang tua harus menambah konten pendidikan seksual dengan menambahkan tentang risiko dari sentuhan pada organ vital orang lain, bahaya hubungan seks bebas, bahaya pelecehan atau kekerasan seksual, mengajarkan cara menolak atau menghindari aktivitas seksual sebelum menikah.

Berikan penjelasan bahwa hubungan seksual dapat menciptakan kehamilan, dan hal ini kurang bermoral bila dilakukan sebelum hubungan resmi dengan pernikahan, karena akan berhubungan dengan harga diri dan hidup selanjutnya. Baik kepada anak laki-laki dan perempuan harus dijelaskan hal-hal yang baik secara moral. Anak harus mampu menjaga dirinya terhadap pelecehan seksual dan berani melawannya.

Pendidikan seksual harus dilakukan pada suasana yang nyaman, diberikan secara serius tapi santai, agar anak dapat menerimanya dengan seksama. Bila perlu bisa menggunakan gambar dan video. Jawab semua pertanyaan secara terbuka dan kemukakan bahaya dan risiko yang akan terjadi. Misal bila kecanduan melihat gambar porno atau menonton video porno. Lebih baik bahas secara transparan, daripada mereka mendapatkan lebih dulu dari teman-temannya, sehingga menyembunyikan dari orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun