Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa Sebenarnya yang Patut Disebut Guru?

25 November 2021   18:06 Diperbarui: 25 November 2021   18:08 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru (sumber: liputan6.con)

  • Tidak semua guru orang hebat, namun semua orang hebat terbentuk berkat jasa guru (NN)

Sebut saja namanya Lulu (bukan nama sebenarnya), seorang guru pada sebuah sekolah dasar di sebuah kota kecil. Sebagai seorang guru baru, Lulu di tempatkan pada sebuah kelas berisikan sekitar 40 siswa. Semua muridnya tampak ceria dan giat belajar. Lulu sangat senang mengajar di kelas itu. 

Hanya, sebagai seorang pendidik, Lulu memperhatikan ada satu orang anak laki-laki yang tampak lesu, berwajah sedih dan tampak tidak bergairah. Sebut saja namanya Lucky  (bukan nama sebenarnya). Lucky seperti anak-anak lain juga rajin belajar, hanya saja kurang aktif dan tidak bergairah.  bila anak-anak lain rajin bertanya, Lucky hanya diam saja.

Karena merasa penasaran pada anak ini, di ruang guru, Lulu bertanya pada teman-teman guru,"Adakah yang mengetahui riwayat Lucky ?"

Seorang guru menjawab, "Lucky dulunya, seorang anak yang pandsi. Hanya sejak ibunya meninggal dunia, Lucky menjadi pendiam dan tidak riang lagi".

Berkat informasi dari teman guru itu, Lulu akhirnya mengetahui riwayat dari Lucky. Lulu berupaya melakukan pendekatan dengan Lucky. Lulu juga membantu pada setiap pelajaran yang dirasa kurang, setelah jam sekolah selesai  Dengan telaten Lulu memperhatikan perkembangan sikap Lucky. Pelan-pelan Lucky mulai terbuka, dan mulai kembali menjadi anak yang periang.

Suatu hari, Lulu berulang tahun, murid-murid lain memberikan hadiah seperti layaknya seorang murid terhadap gurunya. Hanya Lucky yang memberikan hadiah yang agak berbeda, Lucky memberikan sebuah kalung dan sebotol  parfum yang tidak penuh.

Karena merasa  hadiah itu aneh, Lulu sengaja menemui Lucky seusai sekolah. "Lucky, kenapa kamu memberi hadiah yang terlalu mahal untuk Ibu guru?"

"Ibu guru jangan marah, kalung dan parfum itu adalah milik almarhum ibuku. kini saya menganggap bu Lulu sebagai guru yang paling memperhatikan kehidupan saya, Biarlah saya selalu melihat figur ibuku ada pada bu Lulu, termasuk bau parfum, yang selalu mengingatkanku pada almarhumah ibuku".

Lulu sangat terharu dan memelik Lucky dengan sayang. Lucky terus naik kelas dan sudah tidak menjadi murid Lulu lagi. Karena Lucky pandai dan ayahnya cukup berada, maka Lucky dapat melanjutkan ke fakultas kedokteran dan akhirnya lulus menjadi dokter. Setelah melalui magang di berbagai rumah sakit di daerah, akhirnya Lucky sudah dinyatakan lulus sebagai dokter.

Lucky bekerja pada sebuah rumah sakit hingga akhirnya berani mempersunting seorang dokter muda. Menjelang hari pernikahanya, Lucky mencari Lulu, gurunya di sekolah dasar. Namun Lulu sudah tidak menjadi guru mstematika, bshasa dan pengetahuan umum lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun