Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Yuk Kembali WFO, Jangan Terlena WFH

11 November 2021   09:30 Diperbarui: 11 November 2021   10:47 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kerja (sumber: cnnindonesia.com)

Saat ini masih dinyatakan pandemi Covid-19 masih melanda dunia. Bahkan Pemerintah Indonesia sudah ancang-ancang untuk meningkatkan level PPKM menjelang libur panjang Nataru (Natal dan Tahun Baru). 

Hal ini disebabkan munculnya kekhawatiran meningkatnya mobilitas sehubungan libur panjang sehingga banyak orang yang akan mudik atau pergi berlibur. Bahkan beberapa teman, sudah mencuri "start" prrgi berwisata lebih awal dari libur Nataru. Kabarnya pada libur Nataru semua tempat wisata akan ditutup guna mencegah merebaknya serangan gelombang ke tiga. 

Gelombang pertama disebutkan terjadi pada Maret 2020, sedangkan gelombang kedua terjzdi pada Juli 2021 sehingga rumah sakit penuh, nakes kelelahan, pasokan oksigen lenyap bahkan harga obat melambung tinggi karena banyaknya permintaan. Prediksi gelombang ketiga akan terjadi pada Desember 2021, maka Pemerintah sudah bersiap mencegahnya agar tidak timbul banyak korban seperti pada gelombang kedua.

Salah satu unsur penerapan PPKM adalah melarang makan di tempat (dine in) di rumah makan serta melarang karyawan bekerja di tempat kerja atau kantor bagi pekerja di perusahaan non esential. 

Karyawan harus bekerja dari rumah atau yang dikenal dengan istilah WFH (Wotk From Hone).. Meski pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang nakal dengan tetap mempekerjakan karyawannya ditempat kerja, dengan tipuan parkir kendaraan tidak di depan kantor maupun pintu kantor di gembok.

Suasana kerja WFH memang secara jujur diakui oleh banyak teman di bagian HR menurunkan tingkat disiplin karyawan. Pada jam kerja, karyawan dengan bebasnya berkeliaran ke mall atau toko atau tempat-tempat lain untuk keperluan pribadi. Bila dihubungi melalui telepon, surat eldktronik maupun pesan singkat, tanggapannya tidak cepat alias ada jedah waktu. Rapat juga berlangsung kurang efektif karena selalu dilaksanakan secara virtual.

Memang bagi karyawan WFH lebih menguntungkan karena tidak perlu pergi pagi dan pulang petang bagi karyawan jenis P7 (Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas Pasan). Selain hemat biaya transportasi juga tidak perlu bangun terlalu pagi, bahkan memberikan waktu berkualitas lebih banyak bagi yang sudah berkeluarga. Karena hampir sepanjang hari ayah, ibu dan anak sama-sama berada di rumah akibat dari himbauan sebaiknya di rumah saja. Yang istri atau suami bekerja juga WFH, anak-anak juga PJJ atau kelon (kelas online). 

Bagi karyawan waktu yang biasanya habis untuk perjalanan dari rumah ke kantor atau kantor ke rumah, dapat dimanfaatkan untuk berolahraga pagi dan sore. Secara garis besar jauh lebih menyenangkan daripada harus berlarian mengejar kereta api atau bis maupun berhimpitan di dalam kendaraan umum. Itulah sebabnya timbul kecenderungan baru berharap WFH akan dilanjutkan terus, karena sudah dianggap nyaman.

Padahal Pemerintah juga sudah berancang-ancang akan mengubah kebijakan pandemi menjadi endemi, bila serangan gelombang ketiga tidak terjadi. Itu artinya, semua karyawan harus siap kembali bekerja di kantor alias WFO (Work From Office).

Memang kenyamanan yang sudah berlangsung hampir selama dua tahun ini harus dihilangkan. Semua karyawan harus bekerja kembali seperti nornalnya. Tentunya dengan tetap menerapkan prokes ketat. Mau tidak mau WFO diakui menghasilkan disiplin kerja lebih tinggi daripada WFH. 

Jadi semua karyawan harus patuh untuk keluar dari zona nyamannya sekarang. Kecuali mereka yang berhasil menciptakan kreasi pekerjaan dari rumah, entah memasak, berkebun  atau beternak. Mereka dapat mengundurkan diri dan berwiraswasta. Hitung saja pekerjaan mana yang lebih menguntungkan. Anda yang lebih tahu plus minusnya. 

Selamat menentukan dan memilih, kembali ke kantor (back to office) alias WFO atau tetap bekerja dari rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun