Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

(RTC) Guru, Pahlawan Masa Kini

7 November 2021   11:18 Diperbarui: 7 November 2021   11:20 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru (sumber: kla.id)

Jika pada era perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia, banyak warga yang berjuang mempertaruhkan nyawa melawan tentara penjajah. Mereka yang gugur maupun yang hidup dan mengisi kemedekaan mendapat sebutan pahlawan. 

Kini, Indonesia sudah merdeka 76 tahun, sudah banyak pembangunan dilakukan untuk negeri ini oleh pimpinan negara, baik pembangunan infrastruktur, ekonomi maupun mental. 

Dalam kehidupan sehari-hari di era kemerdekaan ini, kita melihat peran guru yang sangat penting di kehidupan bangsa ini. Tidak berlebihan kiranya bila guru disebut atau dianugerahi julukan pahlawan kehidupan. Meski saat ini sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Guru khususnya yang mengajar dari PAUD, TK dan Sekolah Dasar sangat berjasa memberikan dasar pada anak didiknya untuk mulai mampu membaca, menulis dan berhitung. Tidak dapat dibayangkan, apa jadinya generasi penerus bangsa ini bila tidak mendapatkan bimbingan, perhatian dan kesabaran dari guru-guru ini.

Meski peran orang tua masih ada, namun orang tua yang telah disibukkan dengan pekerjaan guna mencari nafkah bagi keluarga, dan tidak memiliki latar belakang pendidikan anak yang mumpuni, tentu tidak dapat membimbing dan mengajar anak-anaknya dengan sempurna.

Contoh paling mudah adalah saat berlangsung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau sekolah secara daring, gegara merebaknya pandemi. Peran guru sangat minimal dan lebih banyak membutuhkan peran orang tua. 

Sementara orang tua meskipun berada di rumah, tetap harus bekerja yang dikenal dengan istilah Work From Home (WFH). Sehingga peran orang tua tidak maksimal. 

Akibatnya, banyak anak yang ditemukan mengalami disleksia, yakni ketidak sempurnaan pada  penguasaan bahasa (membaca dan menulis) serta berhitung (mengenal angka).

Dari bukti diatas, kita dapat merasakan betapa besar dan pentingnya peran guru. Meski sebagai orang tua sudah membayar uang sekolah, namun jasa ini tidak dapat dikonversikan secara ekonomi begitu saja. Karena terdapat unsur ketulusan dari guru yang tidak dapat dinilai dengan uang.

Belum lagi masih banyak nasib guru yang belum terjamin secara ekonomi, hanya mendapat upah honorer dan harus sabar dalam penantian menunggu proses pengangkatan menjadi guru tetap yang berkepanjangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun