Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Suka Duka Naik Haji, Dulu dan Kini

6 November 2021   22:01 Diperbarui: 6 November 2021   22:09 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjidil Haram (sumber: cnnindonesia.com)

Akibatnya, selalu tidur dekat kamar mandi dan kaki di sorongkan di lorong hotel supaya terkena AC hotel.

Receptionist hotel sangat santai, pernah mengalami bis mogok di tengah gurun. Pramugari ngambek karena penumpang susah diatur kakinya sehingga hatus diancam akan diturunkan oleh Ketut, ganjarannya Ketut mendapat tambahan makanan dari pramugari. Ada jemaah yang meletakkan air zanzam di lakban ditubuh (tampak seperti bom bunuh diri).

Pernah mengalami badai besar sehingga merusak tenda, ada bis yangg tidak boleh pulang dulu sebelum doa selesai. Banyak jemaah yang terlalu aktif beribadah sehingga sakit. Kurangnya kebiasaan antre, suka pilih teman, buang sampah sembarangan, senang belanja, akibatnya harus titip barang titip barang kesana kemari. Vandalisme di batu-batu karena ada kepercayaan bisa kembali lagi ke tanah suci.
Sempat mengunjungi peternakan onta, terjadi kehebohan akibat alaram hotel berbunyi karena jemaah masak di lorong hotel meski dilarang.
Ada seorang jemaah yang kehilangan sandal sehingga kakinya dimasukkan ke tempat sampah, agar tidak kepanasan. Ada yang masuk lift sandal di lepas. Keuntungan pergi haji sekarang dibandingkan dulu adalah adanya aplikasi Haji Pintar.

Taufik (dok: Koteka)
Taufik (dok: Koteka)

Sebagai nara sumber terakhir adalah Taufik Hidayat yang berpresentasi sambil mengendarai mobil. Menurut Taufik, dia sangat beruntung sudah pernah nzik haji. Meski kini kuota haji 230.000 orang namun antrean bisa 20-40 tahun. Taufik pergi haji saat paspor haji masih berwarna coklat. Ada beberapa jenis haji seperti Haji ifrad, Haji qirab dan Haji tamatu.

Taufik di Tanah Suci selama sekitar 24 hari dari Jeddah, Mekkah, masjidil haram ke Madinah. Pada tahun 2005 ada banjir di Mina, saat Taufik naik haji kebetulan pernah turun hujan lebat sekali dan sempat banjir juga.

Sebenarnya sekarang orang tidak perlu pusibg dengan oleh-oleh, karena sudah bisa dibeli di Tanah Abang. Pengalaman tidak terlupakan adalah batuk yang tidak hilang hingga 1 bulan setelah kepulangan dari Tanah Suci.

Saat Taufik pergi haji, belum ada WhatsApp dan wifi hanya bisa kirim SMS dengan membeli kartu telepon lokal saat tiba di Jeddah.

Taufik yang masih memiliki keinginan pergi haji lagi bila mrndapat kesempatan. Pesannya sama dengan Diaz, bila sudah punya uang segera daftar haji dulu untuk uang muka. Bila ada waktu, niat dan uang daftarlah dulu.
Menurut Taufik,  prinsipnya dulu asal ada uang dan ada kesempatan naik haji dulu, jangan ditunda, karena sekarang makin susah. Jadi daftar dulu lebih baik.

Demikian pengalaman tiga orang naik haji, semoga pengalaman dan tips mereka makin memperkuat niat Anda untuk menunaikan ibadah haji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun