Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilema Pekerja Informal di Sekitar Kita

1 November 2021   11:25 Diperbarui: 1 November 2021   12:08 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juru parkir (sumber: jpnn.com)

Banyak sekali pekerja informal di sekitar kita, sebut saja juru parkir dadakan, pak ogah, pengamen, penjual buku / majalah, penjual buah, calo kendaraan, pemulung kemasan plastik dan masih banyak ragam lainnya. Mereka terpaksa melakukan pekerjaan informal ini bisa karena malas tetapi banyak juga yang karena terpaksa, sudah berusaha mencari pekerjaan formal tetapi tak kunjung mendapat panggilan kerja. Dua pekerjaan informal ini malahan sering diidentikkan dengan peminta-minta, yakni pak ogah dan pengamen.

Pak Ogah

Yang disebut pak ogah adalah mereka yang menjalankan tugas sebagai pengatur kelancaran  lalu lintas amatir. Kadang kala kehadiran mereka dirasakan berguna, bila kondisi persimpangan jalan sangat padat, bahkan cenderung kusut, akibat ulah pengendara yang saling berebut jalan tanpa mau mengalah satu sama lain. Sebaliknya kadang-kadang kehadiran pak ogah ini justru dirasakan mengganggu pengguna jalan, karena sengaja menghalangi jalan bila tidak diberikan uang, bahkan ada yang kurang ajar menggores bodi kendaraan dengan uang koin sehingga rusak atau sengaja menutup arus lalu lintas dari arah pengendara yang tidak mau memberikan uang. Sebenarnya, bila tujuan mereka murni ingin membantu polisi dalam mengatur kelancaran lalu lintas, pengendara pasti mengapresiasi bahkan tidak segan memberikan uang. Hanya saja kalau terkesan mereka memaksakan minta uang, sikap ini yang tidak diminati oleh pengendara.

Kehadiran pak ogah di perempatan jalan yang padat lalu lintas, tentu sangat diapresiasi. Namun kesengajaan mereka untuk "menguasai" setiap ruas jalan terbuka yang disediakan untuk pemutaran arah kendaraan (u-turn) sering membuat kesal pengendara. Apalagi bagi pengendara yang sedang kehabisan uang receh, lalu diteriaki dengan kata-kata yang kurang sopan.

Ada seorang pekerja kuli bangunan yang sengaja menghitung pendapatan pak ogah ini. Untuk sebuah perempatan yang ramai, mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih besar daripada UMR sebuah provinsi per bulan. Hal ini yang akhirnya membuat mereka menjadi malas mencari pekerjaan formal. Dan ironisnya, karena pekerjaan sepele ini memberikan hasil yang cukup besar akhirnya sering disalah gunakan untuk membeli miras dan rokok serta berjudi. Dan untuk mendapatkan pendapatan yang besar, merekasering  tidak segan untuk memaksa setiap pengendara yang dianggap telah dibantunya untuk memberikan uang kepada mereka.

Pengamen

Sama halnya dengan pak ogah, pengamen juga sering diidentikkan dengan peminta-minta. Pengamen yang sopan seharusnya benar-benar menghibur dengan suara yang bagus dan tidak .meminta pemberian secara paksa. Karena tidak semua orang membawa uang receh, kalau mereka terkesan memaksa akan membuat orang menjadi antiipati. Pengamen sering dijumpai di kendaraan umum seperti angkot dan bis kota serta di gerai penjual makanan baik rumah makan maupun food court. Bagi pengamen di rumah makan, sebaiknya mendatangi pengunjung yang sedang menunggu pesanan dihidangkan. Dan jangan mengganggu pengunjung yang sedang menikmati makanan, terlebih yang harus bersantap dengan tangan (maksudnya tanpa sendok / garpu atau pisau / garpu).

Juru Parkir

Juru parkir dadakan kadang disebut sebagai juru parkir liar. Sering dijumpai di luar tempat parkir resmi, seperti pasar, mini market, rumah makan pinggir jalan atau tempat pesta di rumah pribadi.

Juru parkir dadakan ini akan sangat membantu bagi pengendara yang kurang mahir memarkirkan kendaraan secara rapi pzda lokasi yang sempit. Bantuan mereka sangat dihargai karena dapat menghindari kendaraan menyenggol kendaraan lain. Juga tentunya menjaga keamanan kendaraan dari penjahat selama ditinggalkan pemilik. Sayangnya, ada beberapa juru parkir dadakan yang merusak citra profesi informal ini dengan sikap yang kurang profesional. Tidak membantu saat kendaraan di parkir, namun muncul hanya saat kendaraan akan keluar atau meninggalkan lokasi parkir sambil mengacungkan tangan untuk mengutip biaya parkir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun