Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Belajar Menata Ibukota dari Canberra

23 Oktober 2021   20:00 Diperbarui: 24 Oktober 2021   06:54 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mt. Ainslie (sumber: greatruns.com)

Tiada akhir pekan tanpa Koteka Talk. Kali ini Koteka Talk 58 mengusung tema "Situasi Pandemi di Australia dan Sekilas Canberra." Nara sumbernya,  Ghofar Ismail, Minister Councelor KBRI Canberra  dengan pemandu Gaganawati Stegmann dari Jerman.

Jadi kali ini kita jalan-jalan ke Canberra. Rupanya Presiden kita, Joko Widodo juga telah mengunjungi Canberra. Bukan jalan-jalan namun untuk belajar menata sebuah ibukota. Karena Indonesia sudah menetapkan untuk memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke Penajam, Kalimantan Timur.

Belajar menata ibukota dari Canberra sangat tepat, karena tadinya Canberra adalah desa kecil sepi yang tidak sebesar dan seramai Melbourne atau Sydney. Awal mulanya kedua kota ini berebut untuk menjadi ibukota, namun akhirnya tidak dipilih keduanya, tetapi dipilih sebuah desa kecil  yang terletak diantara Sydney dan Melbourne.

Selain dibangun gedung parlemen yang digunakan dari tahun 1927-1980, juga dilakukan penghijauan dan kini menjadi kawasan wisata yang menarik, namanya Taman Arboretum. Canberra dikelola oleh sebuah institusi yang khusus mengatur Canberra sebagai ibukota negara. Lokasi terbaik untuk melihat kota Canberra adalah dari bukit Mount Ainslie.

Selain melihat Taman Arboretum yang tertata rapi, Canberra dikenal dengan museum-museumnya. Sebuah museum modern yang menempati Old Parliament House adalah sebuah museum demokrasi. Kini parlemen sudah menggunakan gedung parlemen baru sejak 1980. Ada pula museum War Memorial, yang memilki koleksi peranan Australia (Anzac) dalam menjaga perdamaian di kawasannya, misal di Korea dan Viertnam. Jadi meskipun Australia tidak pernah berperang dengan negara manapun, terdapat koleksi alutsista dan pahlawan yang gugur dalam upaya menjaga petdamaian. Museum yang popular lainnya adalah museum nasional dengan koleksi benda bersejarah, diantara koleksinya  terdapat juga yang berasal dari Indonesia.

Canberra (sumber: australia.com)
Canberra (sumber: australia.com)

Canberra adalah kota baru yang sepi sehingga satwa juga bebas berkeliaran di sana, hidup berdampingan bersama warga. Dengan mudah kita akan melihat kanguru, koala, marmut dan burung-burung berlalu lalang di jalanan.

Selain Canberra, kota yang patut dikunjungi untuk wisata adalah Melbourne dan Sydney. Australia sangat kaya dengan keindahan alam, baik hutan, pantai dan taman.

Gaya hidup orang muda di Australia kini adalah gemar berolahraga. Yang paling banyak penggemarnya adalah lari pagi. Itulah sebabnya waktu untuk berolahraga menjadi salah satu aturan saat penerapan lockdown. Saat ketat-ketatnya lockdown hanya boleh berolahraga selama 1 jam harus memakai masker dan dengan jarak maksimal 5 km dari rumah. Setelah peraturan lockdown diperingan, waktu berolahraga menjadi 2 jam, boleh tidak memakai masker dan jarak maksimal hingga 10 km dari rumah.

Di sekolah dasar, renang menjadi salah satu olahraga yang diajarkan guna mencegah kecelakaan tenggelam. Dampaknya justru Australia banyak melahirkan atlet handal untuk renang. Australia kini juga memiliki atlet-atlet berprestasi untuk atletik, tenis dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun