Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar Merawat Lingkungan

21 September 2021   09:34 Diperbarui: 21 September 2021   09:37 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah (sumber: halosehat.com)

Masih terbersit di otak ini, kejadian tiga tahun silam, tepatnya saat di Jakarta dihelat pesta olahraga Asia, Asian Games dan Asian Paragames 2018 di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan. Sebenarnya, pesta olahraga ini dihelat di dua kota, Jakarta dan Palembang, namun saya hanya sempat menonton pertandingan yang berlangsung di Jakarta.

Saya dengan beberapa teman, beruntung karena berhasil mendapatkan tiket gratis untuk menonton pertandingan bola basket di stadion indoor di GBK. Selain sebagai penonton, kami sekaligus menjadi tim pendukung bagi tim bola basket Indonesia pada Asian Para Games 2018, saat itu tim Indonesia harus menghadapi tim bola basket dari Irak.

Asian Para Games adalah pesta olahraga yang diikuti oleh para difabel, jadi untuk bertanding bola basket ini mereka menggunakan kursi roda khusus. Meski kami lelah bersorak, namun tim bola basket Indonesia masih terlalu hijau bagi tim bola basket Irak, sehingga dapat ditundukkan dengan mudah.

Namun ada sebuah peristiwa yang memberi pendidikan lingkungan pada kami. Sebelum tim Indonesia bertanding melawan tim Irak. Kami sempat menyaksikan pertandingan bola basket pada pool lainnya, tim Jepang melawan tim Korea Selatan.

Tentunya pada saat itu juga banyak tim pendukung dari warga negara Jepang yang tinggal di Indonesia yang datang untuk memberikan dukungan bagi tim bola basket Jepang. Bukan jalannya pertandingan yang menarik, namun aksi yang dilakukan tim pendukung jepang yang menarik perhatian kami.

Apakah mereka membuat kehebohan di stadion indoor bola basket GBK? Ya, mereka membuat kehebohan, karena setelah pertandingan tim Jepang selesai, sebelum pulang meninggalkan stadion, tim pendukung Jepang ini tampak sedang memunguti sampah yang berserakan di venue pertandingan setelah pertandingan berakhir. Tidak hanya aksi tim pendukungnya saja yang menuai pujian, para atlet Jepang pun ikut dipuji karena terbiasa meninggalkan kamar ganti dalam keadaan rapi dan bersih usai pertandingan.

Terpesona dengan aksi tim pendukung Jepang ini, saya sempat mengajak berbicara salah seorang warga Jepang yang agak lancar berbicara dalam bahasa Inggris. Orang Jepang ini menjelaskan bahwa sejak kecil mereka sudah ditanamkan kesadaran untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan. Kebiasaan ini berkembang menjadi sebuah gaya hidup warga Jepang dan selalu mereka terapkan dimanapun mereka berada.

Di Jepang ada sebuah  teori bahwa hanya dibutuhkan 21 hari untuk membentuk sebuah kebiasaan. Lalu apa yang terjadi jika kita melewati batas 21 hari tersebut? Menurut hukum 21/90, kebiasaan baru yang telah berhasil melewati hitungan 21 hari jika diteruskan hingga hari ke-90 maka akan menjadi sebuah gaya hidup.

Saya sangat tertarik dengan penjelasan ini dan berharap orang tua dan para pendidik di Indonesia siap mencontoh teori 21/90 ini guna mendidik anak-anak atau anak didiknya agar mempunyai gaya hidup peduli pada lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun