Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Raket

Untung Ada Greysia/Apriyani

2 Agustus 2021   16:02 Diperbarui: 2 Agustus 2021   16:08 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa begitu Greysia / Apriyani mengakhiri  babak kedua partai ganda puteri bulu tangkis olimpiade Tokyo 2020, saya memilih judul "Polli / Rahayu Pertahankan Tradisi Emas Bulu Tangkis" ? Ya, karena sejak cabor bulu tangkis masuk menjadi salah satu cabor di olimpiade sejak tahun 1992, Indonesia selalu kebagian medali emas. B

ahkan ada seorang teman yang nyinyir berkomentar begini "Indonesia itu fakir medali, masih untung saja ada bulu tangkis."

Tahun ini, Indonesia memberangkatkan 28 atlet dengan mengikuti 8 cabor yakni bulu tangkis, angkat besi, panahan, renang, atletik, menembak, dayung dan selancar.  Hingga saat ini baru bulu tangkis dan angkat besi yang sudah mempersembahkan medali. 

Satu emas dari bulu tangkis, satu perak dari angkat besi dan dua perunggu dari angkat besi. Kemungkinan Indonesia masih bisa menambah medali lagi dari bulu tangkis (tunggal putera) dan angkat besi. Mungkinkah angkat besi bisa mempersembahkan emas? 

Bila bisa tentu sebuah lonjakan prestasi, selama ini angkat besi aling tinggi hanya mampu mempersembahkan perak. Untuk bulu tangkis  empat partai lain (tunggal putera, tunggal puteri, ganda putera dan ganda campuran) sudah tersisih, hanya menyisakan peluang satu medali perunggu di partai tunggal putera, padahal cabor bulu tangkis diwakili oleh 11 atlet. Paling banyak daripada 8 cabor lainnya.

Jadi, harus dilakukan evaluasi secara komprehensif, mengapa sangat sulit meraih medali emas bagi cabor lain? Bulu tangkis saja sudah makin terseok, hanya mampu mengirimkan wakilnya ke semi final di tiga partai saja yakni ganda puteri (akhirnya meraih emas), tunggal putera (kalah di semi final dan masih berpeluang meraih perunggu) dan ganda putera (kalah di seminfinal dan perebutan perunggu).

Dua tunggal putera diwakili oleh Anthony Ginting (kalah di semi final, dan berpeluang memperebutkan perunggu). Jonathan Christie (hanya sampai di pedelapan final). 

Tunggal puteri, Mariska Tunjung hanya sampai babak perdelapan final. Ganda putera, Kevin / Marcus hanya sampai perempat final. Ahsan / Setiawan kalah di semi final dan perebutan perunggu. Serta ganda campuran Praveen / Rahayu hanya sampai babak perempat final. Masih bagus semuanya lolos dari babak penyisihan group. 

Perlu dilibatkan psikolog untuk menganalisa mengapa pada even akbar seperti olimpiade, atlet-atlet Indonesia yang biasanya berjaya pada turnamen terbuka harus tersisih tidak sanggup menuju babak final.

Sejak olimpiade 1992, Indonesia mempunyai tradisi memperoleh medali emas, meski hanya dari cabor bulu tangkis. Menurut catatan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun