Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Era Pandemi Munculkan Gerakan Kembali ke Alam

1 Agustus 2021   20:27 Diperbarui: 1 Agustus 2021   20:52 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Herbal (sumbrr: alodokter.com)

Era pandemi sudah memporak porandakan dunia, sejak tahun 2020 dan hingga kini belum teratasi bahkan makin berbahaya karena munculnya varian virus baru yang lebih cepat menular. Guna menjzga kesehatan kita, komunitas Bolang, komunitas Bocah Malang Kompasiana telah mengundang nara sumber Nanang Diyanto, seorang nakes di RSUD Ponorogo dalam acara IG Talk. 

Pada papaeannya, Nanang mengharapkan peserta IG Talk tidak perlu takut atau panik, yang penting jaga kesehatan, dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah beranak pinak dari 3M menjadi sekian M. 

Intinya adalah 3M, yakni selalu memakai masker, menjaga jarak 1-2 meter dan mencuci tangan dengan sabun oada air yang mengalir. Tentunya akan lebih mendukung bila kita menghindari kerumunan dan mengurangi aktivitas.

Nanang menghimbau agar semua orang tidak takut memanfaatkan vaksinasi secara gratis dari Pemerintah, tidak perlu pilih-pilih jenis vaksin. Vaksin apapun akan sangat mengurangi keparahan penyakit apabila terpaksa terpapar, dibandingkan bila kita belum di vaksin.

Isolasi Mandiri

Nah, bagaimana bila seandainya Anda atau salah satu anggota keluarga Anda terpapar virus? Jangan kawatir, terpapar virus itu wajar dan bukan aib. Maka Anda atau anggota keluarga Anda wajib segera memeriksakan diri pada dokter di klinik atau Puskesmas terdekat. 

Jangan menunggu, bila sudah merasakan gejala, suhu meninggi, tidak dapat membaui, badan kemas, batuk, susah nafas, atau tidak nafsu makan harus segera memriksakan diri. Nanti dokter yang akan menentukan penyakit yang diderita tergolong ringan, sedang atau berat. Bila berat akan dirujuk ke Rumah Sakit trrdekat, sedangkan bila ringan hingga sedang, cukup melakukana isolasi mandiri (isoman).

Isoman adalah upaya memisahkan Anda atau anggota keluarga yang terpapar agar tidak menulari anggota keluarga  serumah atau orang lain. Saat isoman, yang terpapar harus benar-benar diisolasi dari yang lain. 

Misal memiliki rumah dua lantai, si sakit di lantai 1 keluarga lain di lantai 2 atau sebaliknya. Jadi harus benar-benar terpisah. Bila rumah Anda tidak nemiliki kamar terpisah, laporlah pada satgas penanganan covid yang akan merujuk tempat isoman terdekat. 

Juga bila rumah hanya memiliki satu kamar mandi, si sakit harus mandi terakhir lalu kamar mandi disemprot desinfektans. Tentu lebih baik bila memiliki kamar mandi terpisah. Makan juga harus di kamar, jangan di meja makan. 

Makanan diantar ke depan pintu, lalu si sakit harus mengambilnya sendiri. Demikian juga dengan minum. Alat makan minum sebaiknya menggunakan yang bersifat sekali pakai buang (disposable). Selama isoman, si sakit harus mengkonsumsi obat dan vitamin yang disarankan dokter, jangan mencoha pengobatan yang belum jelas asal usul informzsinya.

Obat herbal

Saat pandemi, mulai muncul gerakan kembali ke alam atau "back to nature". Apakah boleh mengkonsumsi obat dokter dan obat herbal? Salah satu praktisi obat herbal, Slamet Hariyadi dalam IG Talk menyarankan agar obat herbal dikonsumsi dengan jedah waktu 2 jam dari obat dokter.

Obat herbal sudah banyak ditemukan secara mudah di masyarakat, baik yang dibuat sendiri maupun yang dibeli di apotek, toko obat atau marketplace, berupa ekstrak, kapsul, bubuk maupun cair.  Yang perlu diwaspadai, banyak obat herbal di pasarkan, waspadalah sebelum membeli, perhatikan ada atau tidaknya izin dari BPOM.

Pada masa pandemi, obat herbal naik daun dan makin bznyak dicari, apalagi saat obat dokter mulai langka dan harganya melambung tinggi. Obat herbal diyakini juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh, misal jahe merah, sambiloto, kunyit, madu hutan dan sejenisnya. Apalagi obat herbal diyakini tidak mengandung bahan kimia sehingga tidak merusak ginjal.

Meski obat herbal berkhasiat, namun tidak selalu cocok bagi semua orang. Harus diperhatikan efek samping yang ditimbulkannya. Harus diperhatikan efek interaksi pada metabolisme tubuh. 

Itulah sebabnya harus membeli dan mengkonsumsi obat herbal yang berizin dan terdaftar pada BPOM, contohnya produk dari Makkataherba, kata Slamet Hariyadi setengah berpromosi. 

Juga perhatikan bahan bakunya, petunjuk penggunaan serta tidak obral jsnji. Bila Anda mengalami alergi, sebaiknya segera hentikan dan konsultasikan terlebih dulu dengan dokter.

Hadapi era pandemi dengan selalu menjaga kesehatan dan meningkatkan kekebalan tubuh dengan selalu taat prokes, mengkonsumsi makanan bergizi, yang banyak mengandung protein, sayuran dan buah-buahan, mengkonsumsi obat herbal berizin, cukup tidur atau istirahat, cukup mengkonsumsi air putih,  dan olahraga ringan. Salam sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun