Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran Sebentar Lagi, Jangan Belanja Berdesakan Ya..

7 Mei 2021   03:27 Diperbarui: 7 Mei 2021   03:35 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah mau Lebaran koq nggak boleh belanja? Tentu banyak pembaca yang marah sesaat setelah membaca judul tulisan di atas. Tapi nanti dulu, jangan marah dulu ya, nanti batal lho ibadah puasanya.

Kenapa jangan belanja dulu? Ingat, sekarang sedang eea pandemi. Pemerintah saja melarang mudik. Meski sebagian besar dari pembaca ada yang sudah menerima Tunjangan Hari Raya, tapi tolong ingat protokol kesehatan agar menghindari kerumunan. Ingat, bahwa virus mutasi yang bersifat lebih ganas sudah masuk ke Indonesia. Jangan sampai kejadian minggu lalu di pasar Tanah Abang terulang kembali semua orang berdesak-desakan ingin belanja. Atau terjadi bencana tsunami virus seperti di India. Anda harus mampu mengendalikan diri jangan mendatangi kerumunan. Sayangi diri Anda dan keluarga Anda. Jangan menyesal di belakang hari bila sudah terpapar virus.

Seminggu menjelang Lebaean di kota kecil juga sering muncul pasar dadakan atsu istilahnya pasar tiban atau pasar tumpah. Sama halnya dengan pasar atau mall di kota besar, sebaiknya harus melakukan pembatasan pengunjung. Harus diterapkan buka tutup pengunjung yang boleh masuk ke pasar atau mall. Misal diberi batasan yang boleh masuk 50% dari kapasitas pasar atau mall. Guna memudahkan pengaturan pengunjung harus diberi sticker betwarna, misal jam 10 warna merah, jam 11 warna kuning, jam 12 warna hijau dan seterusnya. Jadi pengunjung pasar atau mall hanya boleh berbelanja selama satu jam saja, setelah waktu belanja selesai harus disweeping agar keluar dari pasar atau mall.

Dengan sistem ini, diharapkan tidak terjadi kerumunan sehingga pengunjung dan pedagang sama-sama dapat terhindar dari penularan virus Covid-19. Apakah pengelola pasar atau mall sanggup mengelola sistem ini? Bila tidak, sebaiknya Anda pulang kembali ke rumah. Daripada Anda dapat berbelanja, tapi kemudian terpapar virus, malahan gagal mrrayakan Lebaran.

Solusi belanja online

Sebenarnya selama pandemi semua orang dihimbau untuk tinggal di rumah saja. Bila Anda orang dewasa, Anda tidak perlu memaksakan diri untuk memakai busana baru, toh tidak ada tamu yang akan datang bersilatuhrami baik keluarga dekat, teman maupun tetangga. Anda sebenarnya cukup mengenakan busana lama asal bersih. Yang agak susah dibuzt mengerti biasanya anak-anak, tapi karena ukuran tubuh mereka masih standar, Anda dapat mudah membeli busana baru secara online. Kalaupun orangtua mau belanja busana online bisa juga, namun dari pengalaman untuk orang dewasa jauh lebih sulit mendapatkan ukuran yang sesuai bila belanja online.

Busana anak (sumber: tokopedia.com)
Busana anak (sumber: tokopedia.com)

Hal lain yang biasa dibelanjakan menjelang Lebaran adalah sepatu atau sandal, kopiah dan kue kering. Semuanya dapat dibeli melalui belanja online. Hal ini demi menjaga keluarga Anda agar jangan mudah tertular virus dengan menghindari tatap muka dan kerumunan. Dengan belanja online Anda cukup menggunakan telepon pintar, memesan, membayar melalui transfer bank atau dompet elektronik dan menerima barang di rumah. Aman bukan?

Sekarang transformasi digital sudah sedemikian maju, hampir semuanya dapat dilakukan secara virtual dari bukber virtual, ngabuburit virtual, zakat digital bahkan memesan makanan untuk buka puasa dapat dipesan secara online asal pesan dua jam sebelum waktu berbuka puasa agar abang ojol dapat mengantarkan pesanan Anda tepat waktu.

Jadi, meskipun Lebaran tinggal satu minggu lagi, hindari belanja yang berdesak-desakan karena masih bisa mengenakan busana lama yang masih layak pakai. Atau bila harus belanja, belanjalah sexara onkine.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun